PENGENALAN AKSARA ETANG (1)
FILOSOFI AKSARA ETANG
A. Aksara di Dunia
Aksara dalam KBBI Daring (Kemdikbudristek), sebagai nomina yang berarti sebagai sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyak mewakili ujaran; aksara juga bermakna jenis sistem tanda grafis tertentu, misalnya aksara Pallawa, aksara Inka; aksara secara singkat juga berarti huruf. Aksara ini adalah istilah dalam kajian ilmu linguistik.
Dalam KBBI Daring (Kemdikbudristek) juga dikemukakan aksara yang terdapat di dunia yakni aksara Arab, aksara Aramea, aksara Bali, aksara Brahmi, aksara Bugis, aksara Cina, aksara Dewanagari, aksara Etruski, aksara Fenisia, aksara Glagolit, aksara Grantha, aksara Gupta, aksara Han, aksara hieratik, aksara Ibrani, aksara Jawa, aksara Jawi, aksara Karo, aksara Kawi, aksara Kerinci, aksara Kharosti, aksara Kiril, aksara Lampung, aksara Latin, aksara Makasar, aksara Mandailing, aksara Nagari Awal, aksara Nagari, aksara Pallawa, aksara Rejang, aksara runa, aksara Siddhamatrka, aksara Sunda, aksara Toba, aksara Yunani; aksara paku; aksara kursif, aksara ogham; aksara kana, hiragana, katakana; aksara cetak telu, aksara rerekan, aksara murda, aksara pegon; aksara rencong; aksara choson muntcha, aksara onmun; hieroglifik, hieroglif, simbol hieratik, karakter demotik; steno, stenografi; aksara alfabetis, aksara fonetis, aksara morfemis, aksara silabis.
B. Aksara Etang
Banyak para pemerhati bahasa, peneliti bahasa, pengajar bahasa di Indonesia bertanya yakni dari etnis manakah asal aksara Etang tersebut? Aksara Etang adalah aksara yang diciptakan secara keilmuan linguistik oleh seseorang guru besar linguistik dari Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Nama Aksara ETANG adalah singkatan dari nama populer pencipta aksara ETANG yakni Ermanto Tolantang (Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum., Guru Besar Linguistik).
C. Filosofi Penciptaan Aksara Etang
Aksara Etang terdiri atas unsur garis vertikal, garis horizontal, dan tanda titik (bulat). Dalam aksara Etang, unsur garis vertikal lebih dominan dan lebih panjang dibandingkan unsur garis horizontal dan unsur tanda titik (bulat). Filosofi unsur garis vertikal, garis horizontal, dan tanda baca titik (bulat) dijelaskan sebagai berikut.
1. Filosofi tanda titik adalah menunjukkan awal kehidupan manusia.
2. Filosofi garis adalah perjalanan kehidupan karena garis berasal dari keberlanjutan tanda titik tersebut. Jadi, perjalanan kehidupan adalah keberlanjutan dari setiap awal (awal segmen) kehidupan.
3. Filosofi garis vertikal adalah garis kehidupan dan komunikasi yang tak putus-putusnya dengan Sang Maha Pencipta. Garis vertikal yang dominan di dalam Aksara Etang menunjukkan bahwa perjalanan kehidupan selalu berkontak dengan Sang Maha Pencipta tersebut.
4. Filosofi garis horizontal adalah garis kehidupan di dunia dalam hubungannya dengan makhluk hidup dan alam. Garis horizontal ini sangat pendek dan tidak dominan menunjukkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah singkat dan sebentar.
D. Kegunaan Aksara Etang
Bertolak dari kajian berbagai bentuk aksara di dunia dan filosofi penciptaan di atas, dibuatlah Aksara Etang secara simpel sehingga mudah dipahami, mudah dipelajari, dan mudah digunakan. Dengan demikian, (1) Aksara Etang dapat digunakan sebagai aksara alternatif untuk pendokumentasian teks. (2) Aksara Etang juga dapat digunakan sebagai materi pelajaran dalam kegiatan kepramukaan, selain pelajaran sandi yang lainnya. (3) Aksara Etang juga dapat digunakan sebagai alternatif aksara komunikasi rahasia.
E. Vokal dan Konsonan Aksara Etang
Aksara Etang ini terdiri atas 5 huruf melambangkan vokal (a, i, u, e, o) dan 21 konsonan. Untuk lambang kelima huruf vokal yakni titik di posisi bawah adalah vokal a; titik di posisi tengah adalah vokal i; titik di posisi atas adalah vokal u; titik di posisi tengah pakai garis bawah adalah vokal e, titik di posisi tengah pakai garis atas adalah vokal o.
Demikian pula dalam Aksara Etang, terdapat 21 lambang konsonan yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, v, w, y, z, ng, dan ny. Dalam Aksara Etang belum diciptakan untuk huruf Q dan X dengan alasan tertentu secara ilmu linguistik.
Komentar