Penulis: san | Editor: Marjeni Rokcalva
JAKARTA - Sungai Batanghari yang sejuk dan jernih seperti sepuluh tahun silam bukan tidak mungkin bakal kembali hadir di Dharmasraya dan delapan kabupaten dan kota yang dilintasinya. Pasalnya, pemerintahan pusat, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) merespon upaya Bupati Dharmasraya yang tengah giat mencari solusi kerusakan sungai terbesar di Kabupaten Dharmasraya dan melntasi delapan kabupaten dan kota di Sumatera.
Niat bupati termuda di Indonesia untuk memulihkan sungai Batanghari menjadi jernih, sejuk dan indah, lantaran sungai yang berhulu di Danau Diatas dan Danau Dibawah itu sejak abad 12 yang lalu, telah menjadi saksi sejarah emas Dharmasraya, yang kala itu menjadi ibukota Kerajaan Malayu Pura. Saat itu, sungai Batanghari menjadi sarana transportasi, menjadi sarana lalulintas perdagangan, menjadi sumber protein hewani ikan, menjadi sarana perhubungan antar daerah, menjadi sumber kehidupan rakyat dan lain sebagainya.
Kini, sejak dasawarsa belakangan, sungai Batanghari justeru menjadi ancaman kehidupan bagi rakyat Kabupaten Dharmasraya. Pasalnya, menurut hasil penelitian para ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan hasil pengamanatan petugas teknis lingkungan hidup, sungai Batanghari mengandung cemaran logam berbahaya, yaitu air raksa atawa mercury atawa hygragyrum (Hg). Akibatnya, sungai Batanghari menjadi sangat berbahaya bagi anak anak dan manusia, karena bisa menjadi sber malapetaka bagi kehidupannya.
Baca Juga
- Bupati Sutan Riska: Ini Agenda Penting Pemkab Dharmasraya Hingga Akhir 2024
- Bupati Sutan Riska Hadiri Pelantikan Pimpinan DPRD Dharmasraya
- Sutan Riska Terima Kunjungan Kerja Kajati Sumbar di Dharmasraya
- Bupati Dharmasraya Tinjau Perkembangan Pembangunan Jembatan Gantung Siguntur
- Bacakan Sambutan Menkumham, Sutan Riska Sampaikan Remisi ke Warga Binaan LP Dharmasraya
Selain itu, sungai Batanghari tidak bisa lagi dijadikan sumber protein ikan, lantaran ikan yang ada di Sungai Batanghari mengandung air raksa. Jika ikan dikonsumsi manusia, maka residu air raksa pada ikan akan berpindah ke manusia. "Ini bisa mengakibatkan stunting pada anak anak yang hidup di DAS Batanghari," kata Bupati pemegang satya lencana pembangunan dari prrsiden Jokowi ini.
Terkait kerusakan sungai Batanghari yang kian parah, Bupati Sutan Riska sudah mengundang dua jenderal Presiden Jokowi, yaitu Jenderal TNI (Purn) Moeldoko (Kepala Staf Kepresdenan) dan Letjen TNI Doni Monardo (Kepala BNPB) untuk menyaksikan langsung kondisi terakhir DAS Batanghari. Selain itu juga untuk menyaksikan bagaimana Pemkab Dharmasraya berusaha membangun kembali lingkungan hidup yang rusak dengan berbagai cara.
Belakangan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Mnardo merespon baik upaya Bupati Sutan Riska untuk memperbaiki Batanghari. Ia secara khusus mengundang Bupati Sutan Riska untuk memaparkan kondisi Batanghari, dan program program untuk pemulihan sungai yang sudah rusak itu. Selain itu, Doni Monardo jga mengundang Gubernur (Dihadiri Wagub), Kapolda 7Danrem, dan Bupati Solok Selatan.
Dan Selasa (12/11/19) Bupati Sutan Riska melaksanakan pemaparan di hadapan para pembesar pemerintahan di kantor Doni Monardo di Aula Sutopo Nugroho, Graha BNPB Lantai 15 Jakarta. Disana orang nomor wahid di Dharmasraya itu memaparkan secara ditail kondisi kerusakan Batanghari dan solusi yang bisa dilakukan.
Dalam pemaparsn tersebut, Bupati Sutan Riska menginginkan, sungai Batanghari bisa kembali jernih, sejuk dan indsh. Dan juga bisa menghasilkan ikan yang aman dikonsunsi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein. Batanghari juga diharapkan akan kembali menjadi zona penyangga lingkungan hidup, kawasan sekitar sungai bisa direboisasi dan dapat juga digunakan untuk sarana transportssi, pusat kebudayaan dan kearifan lokal serta untuk keperlan pariwisata.
(san)
Komentar