Penulis: Do | Editor: Medio Agusta
PAYAKUMBUH - Walikota Payakumbuh Riza Falepi melaksanakan rapat kerja bersama Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunaz, Sekretaris Daerah Rida Ananda, Unsur Forkominda, dan Kepala OPD di lingkungan Pemko Payakumbuh di Aula Randang, Balai Kota, Kamis (27/5).
Pemko akan mengambil langkah strategis terkait penanganan Covid-19 ini, ada tiga topik yang dibahas dalam rapat tersebut seperti meningkatkan tracing, vaksinasi, dan kampung Tageh.
Walikota Riza Falepi menjelaskan kalau Presiden dan Menteri Dalam Negeri selalu mewanti-wanti, jangan sampai kasus Covid-19 di Indonesia seperti di India. Di sana pada bulan Oktober-November lalu masih sangat bagus pembatasannya, bahkan PPKM di Indonesia belajar dari India.
Baca Juga
- Pemko Payakumbuh dan Kankemenag Luncurkan Inovasi Permudah Pendaftaran Haji dan Nikah Lapek Panik
- Sah! Dua Ranperda Penting Disahkan Menjadi Perda Oleh DPRD Bersama Pemko Payakumbuh
- Pemko Payakumbuh Lakuan Rapat EPPD Bersama Tim Provinsi Sumbar
- Kejar Sasaran Vaksinasi, Pemko Payakumbuh Serius Tangani Covid-19
- Sukseskan Vaksinasi Covid-19 Bagi Anak, Pemko Payakumbuh Kerja Sama dengan SDIT IPHI Payakumbuh
"Namun dengan adanya tradisi mereka sehingga menggelar kegiatan keramaian yang luar biasa, akhirnya jebollah pertahanannya," kata Riza.
Riza menjelaskan, progres terakhir Kota Payakumbuh pada minggu kemarin adanya berapa penderita meninggal, ini jauh menarik nilai kebawah, bagaimanapun juga nilai orang yang meninggal poin minusnya besar, kalau sembuh maka dihitung plus. Sehingga saat ini Payakumbuh berada di zona oranye dengan poin 1,93.
"Tapi progres minggu ini positif rate kita relatif menurun. Akhir ramadhan lalu ada berada di angka 30, tapi sekarang sekitar 10, dan ada yang dibawah 10. Mudah-mudahan ini menjadi gambaran umum kita sehingga ada kebijakan bisa diambil," ujarnya.
Riza juga mengakui dirinya telah mendesak Gubernur Sumbar dengan meminta vaksin Covid-19 diperbanyak untuk Payakumbuh.
"Memang walaupun pemerintahan otomatis berjalan, bukan serta merta vaksin ini datang. Kita harus juluk, dengan mengirim surat dan kejar gubernur, vaksinasi ini penting untuk membentengi diri dari Covid-19," kata Riza.
Riza juga menerangkan untuk tracing, idealnya bila 1 positif minimal dilakukan kepada 15 orang, sesuai standar WHO. Rasio tracing harus ditingkatkan kedepan, mengejar orang-orang berkontak erat dengan pasien positif.
"Kalau tracing tinggi, zona tidak akan beranjak merah, karena nilai tracing masuk ke dalam poin zona. Meskipun banyak yang positif tapi tracing banyak, kita bisa naik ke zona kuning dan mengejar ke zona hijau," ujarnya.
Karena zona menentukan aksi yang dilakukan. Riza mengungkapkan bila Payakumbuh berada di zona merah, maka tidak boleh menggelar acara keramaian. Bila di zona oranye, hanya 25 persen dari kapasitas tempat, meski saat ini diakui Riza ini yang paling sering dibubarkan karena melanggar aturan.
"Zona kuning boleh digelar keramaian dengan kapasitas 50 persen, apabila sudah di zona hijau, maka kegiatan keramaian apapun bisa dilakukan hanya dengan syarat tetap melaksanakan prokes. Saat kita lihat ke lapangan, hanya satu atau dua saja penanggung jawab acara yang berkomitmen dengan menjaga aturan," pungkas Riza.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dr. Bakhrizal dalam paparannya menyampaikan kasus di India, persoalan utamanya adalah karena mereka telah merasa bebas dari Covid-19 dan mereka berkumpul-kumpul kembali. Akhirnya muncul, pertautan beberapa kasus pada virus ini, sehingga memudahkan terjadi mutasi virus.
"Bertemunya virus antara satu orang dengan orang yang lain, akan berinteraksi dan bermutasi. Ketika ditularkan kepada orang lain, inilah yang menjadi varian baru sehingga terjadi penularan yang luar biasa. Lebih dari 300.000 orang meninggal di India akibat Covid-19, hingga ruang kelaspun jadi ruang isolasi," kata Bakhrizal.
Menurutnya, virus mutan ini tidak menggunakan kerongkongan, faring, dan hidung untuk target. Dia langsung ke paru-paru, sehingga paru-paru tertutup seperti awan, hingga akhirnya membuat sistem pernafasan tak bekerja dengan baik, akhirnya seseorang penderitanya meninggal dunia.
"Jangan sampai terjadi mutasi supaya kita aman. Karena berdasarkan hasil penelitian, 98 persen vaksin sinovac efektif. Meski dari data yang telah divaksin ini tidak beberapa orang yang bisa terkena positif. Yang sudah divaksin tidak menjamin kebal terhadap virus, tapi gejalanya tidak sampai berat," kata Bakhrizal.
Bakhrizal juga menyampaikan informasi sudah 5 negara bebas masker seperti Amerika, Selandia Baru, Cina, Bhutan, dan Israel. Percepatan luar biasa juga harus dilakukan di Payakumbuh, dalam satu bulan harus tidak ada kasus positif dan tidak ada kematian. Ini memang berat, tapi harus dilakukan.
"Apakah sanggup kita menjelang Agustus kembali ke zona hijau? Artinya minimal hitungannya dalam dua minggu sebelum Agustus Payakumbuh sudah 0 kasus dan kita sudah memasuki zona hijau jika punya komitmen kuat untuk ini. Dimana 5M berjalan, dan tracing 1 kasus 15 kontak. Kita bisa menjadi yang perdana memasuki zona hijau, jika kita sepakat, kita harus sanggup," ujarnya.
Kapolres AKBP Alex Prawira melalui Wakapolres Kompol Jerry Syahrim menyebut siap mendukung penuh target Payakumbuh ke zona hijau. Menurutnya kampung tageh harus diaktifkan guna mendukung kebijakan penanganan yang akan dilakukan kedepan.
"Artinya kita harus saling bersinergi baik itu dari RT, RW, Lurah, Camat, Dinas, dan Penegak Hukum agar kampung-kampung tageh bisa kita wujudkan. Unsur tokoh masyarakat sangat memiliki peran penting sekali disini," pungkasnya. (Do)
Komentar