Baik Untuk Tangkis Covid-19, Gubernur Sumbar Canangkan Minum Madu Galo-galo

Penulis: Marjeni Rokcalva

SAWAHLUNTO - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Pemerintah Kota Sawahlunto mencanangkan sekaligus mendistribusikan Stup koloni dari produksi Madu Galo-galo untuk memulai gerakan masyarakat minum madu asli.

Lebah jenis Galo- galo atau Kelulut sangat potensial dibudidayakan dalam rangka agar masyarakat yang berada di sekitar hutan bisa hidup lebih sejahtera dan terjamin dengan memanfaatkan potensi yang ada di hutan tanpa merusak hutan.

Hal ini dikatakan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah usai menyerahkan secara simbolis bantuan alat ekonomi produktif stup lebah madu kepada kelompok perhutanan sosial dan pencanangan Gerakan Minum Madu Asli (Gemma) di Kebun Buah Kandi Sawahlunto, Senin (31/5/2021).

Selanjutnya Mahyeldi juga menyebutkan Pemprov Sumbar melalui Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar akan menyerahkan sebanyak 2.400 stup kotak lebah galo-galo yang akan disebar kepada kelompok petani hutan dan kelompok perhutanan sosial di beberapa kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Barat.

"InsyaAllh nanti akan kita tambah setiap tahunnya sehingga lebih banyak lagi masyarakat mengkonsumsi madu," sebut Mahyeldi.

Mahyeldi mengatakan akan menarget sebanyak 5000 pertahun stup madu Galo atau koloni galo-galo bahkan sudah mengambil kebijakan melalui dinas kehutanan provinsi sumatera barat kepada pejabat struktural di provinsi sumbar.

"Untuk memprioritaskan mengkonsumsi Madu, yang dihasilkan oleh peternak madu di Sumatera Barat ini yang dinamakan dengan madu Galo-galo, madu ini memiliki kualitas yang sangat baik karena melarutkan banyak zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh kita termasuk juga sebagai antioksidan," katanya.

Menurut Mahyeldi dengan meminum madu Galo-galo ini juga bisa untuk pengobatan covid dan menyehatkan badan insyaAllah imunitas sehat dengan minum madu ini.

Dengan gerakan minum madu asli ini maka warga masyarakat sumatera barat menjadi sehat dan pejabat pejabat Sumbar juga sehat apabila mengkonsumsi madu asli.

"Saat ini rata-rata penduduk di Indonesia konsumsi madunya masih kecil 0,1 kilo pertahun, jauh di bawah Jepang, Singapura dan yang lainnya, mereka sudah 2 kilo pertahun untuk itu kita perlu membuka pasar-pasar untuk madu ini," tuturnya.

Di samping itu ia juga menekankan kepada kkomunitas pengelolaan madu di Sumatera barat agar mengemaskan dalam bentuk sunset agar dapat di konsumsi juga bagi anak anak kita yang sedang sekolah.

"Begitu juga madu ini bermanfaat bagi ibu-ibu hamil dapat meningkat kualitas gizi bagi ibu hamil tentunya memberikan kesehatan untuk bayinya." tutupnya.

Sementara itu walikota Sawahlunto Deri Asta mengucapkan terima kasih kepada gubernur dan sekaligus memberikan bantuan dan dukungan sebanyak 200 stup koloni lebah galo-galo atau madu tanpa sengat.

Hal ini merupakan program yang sangat bagus sekali yang pertama dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan menjaga masyarakat bisa menjaga hutan.

"Targenya kita akan menjadikan sentra madu Galo-galo ini di Sawahlunto karena ada pengusaha lokal yang kita didik bagaimana membuat madu ini, untuk dijaga dirawat dan dilestarikan dan harus ada nilai tambahnya," kata Deri.

Pada saat itu Gubernur serahkan secara simbolis bantuan alat ekonomi produktif stup lebah madu kepada kelompok perhutanan sebanyak tujuh orang kelompok pendistribusian madu Galo-galo yakni, kepada LPHN limo koto KPHL Pasaman Raya, LPHN Koto Tinggi KPHL 50 Kota, LPHN Padang Tarok KPHL Agam Raya, HKM Lurah Basuang KPHL Bukit Barisan, LPHN Lubuk Tarok KPHL Sijunjung, LPHN Lubuk Karam KPHL Dharmasraya, LPHN Pondok Parian Lunang KPHP Pesisir Selatan.

Turut dihadiri oleh Walikota Sawahlunto, Wakil Walikota Sawahlunto, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Komunitas Peternak Madu Galo-galo atau kelutut, dan Ketua DPRD Kota Sawahlunto serta tamu undangan lainnya.

(Biro ADPIM Sekda Prov Sumbar)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru