Dinas Ketapang Kota Payakumbuh Gelar Pelatihan Olahan Pangan Lokal

Penulis: Do | Editor: Medio Agusta

PAYAKUMBUH - Inovasi dan kreativitas sangat diperlukan dalam menyediakan makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman dengan memanfaatkan pangan lokal non beras non terigu dalam rangka mewujudkan penganekaragaman pangan.

Untuk mendukung upaya tersebut, Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kota Payakumbuh melaksanakan Pelatihan Olahan Pangan Lokal yang dilaksanakan di SMKN 3 Payakumbuh dengan menerapkan protokol kesehatan, Selasa (08/06).

"Ini sangat penting mengingat potensi pangan lokal kita sangat besar, dan bagaimana kita mengurangi konsumsi beras dan terigu, sehingga pangan lokal kita bisa masuk disana," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Edvidel Arda kepada media.

Edvidel menjelaskan, potensi pangan lokal sangat besar dan dapat dikembangkan. Melalui pengolahan yang baik dan benar maka berbagai jenis olahan pangan lokal seperti dari bahan ubi jalar, ubi kayu, jagung, dan lain-lain akan lebih menarik dan bergizi.

"Sebagai contoh dalam pembuatan brownis biasanya menggunakan tepung terigu pada pengolahan kali ini kita menggunakan singkong parut dan tepung ubi, dengan pengolahan yang tepat maka hasilnya dijamin lebih sehat, lezat, dan bergizi," jelasnya.

Kadis Ketahanan Pangan berharap melalui pelatihan ini diharapkan mampu menumbuhkan minat masyarakat khususnya ibu-ibu KWT dan guru Paud yang ikut pelatihan, dalam pembuatan jajanan untuk mengolah potensi bahan pangan lokal menjadi jajanan yang sehat dan aman, dengan komposisi gizi yang seimbang.

Disamping memberikan nilai ekonomis dan nilai tambah, pengolahan dan pemanfaatan produk pangan lokal yang berkelanjutan juga diharapkan. Selain itu peserta juga bisa mensosialisasikannya kepada ibu-ibu yang belum ikut pelatihan.

"Setelah mengikuti acara pelatihan ini saya harapkan ibu-ibu peserta dapat menerapkan materi yang disampaikan oleh narasumber dalam menyediakan maupun memproduksi jajanan yang beragam, bergizi seimbang, sehat, dan aman berbasis pangan lokal non beras non terigu yang bernilai komersial," pungkasnya. (Do)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru