Penulis: Medio Agusta
AGAM - Perang Kamang 113 tahun yang silam, suatu peristiwa heroik dan patriotik yang telah dicatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah Republik Indonesia. Dimana pada waktu itu telah terjadi perlawanan rakyat yang sangat gigih dan sengit dengan senjata utamanya adalah semangat yang membara untuk menentang penjajah.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah dalam sambutannya memperingati Hari Ulang Tahun Perang Kamang ke-113 tahun 2021, secara virtual dengan tema : Dengan semangat perang kamang kita tingkatkan persatuan dan kesatuan menuju masyarakat adil dan sejahtera, di kantor Camat Kamang Magek Kabupaten Agam, Selasa (15/6/2021).
Gubernur Sumbar katakan, perang Kamang sesungguhnya merupakan perlawanan rakyat Sumatera Barat sebagai bentuk penentangan terhadap penerapan pajak (belasting) kepada masyarakat oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Gerakan ini diawali dengan protes petani terhadap pemerintah Hindia-Belanda atas pajak tanah termasuk pajak atas hewan ternak yang dibebankan kepada mereka.
Baca Juga
- Ini Lokasi TPS Gubernur Sumbar Mahyeldi Mencoblos Pilkada 2024 Besok
- Tingkatkan Kualitas Transparansi Pelayanan Publik, Gubernur Sumbar Luncurkan Aplikasi Sepakat
- Plt Gubernur Sumbar Minta Seluruh Pihak Perhatikan Detail Kecil yang Dapat Menghambat Pilkada
- Plt Gubernur Sumbar: Fisik 85 Persen, Peresmian Jalan Tol Padang-Sicincin Pekan Kedua Desember
- Patung Bung Hatta di SMPN 1 Padang Diresmikan, Ini Pesan Plt Gubernur Sumbar
"Puncak penolakan masyarakat Sumatera Barat atas penerapan pajak tersebut, pada tanggal 15 Juni 1908, tokoh masyarakat Kamang beserta dengan seluruh lapisan masyarakat melakukan perlawanan bersenjata. Peristiwa tersebut telah mengorbankan gugurnya ratusan pejuang rakyat sebagai patriot bangsa yang akan kita kenang sepanjang masa," ujar Mahyeldi.
Ia juga tambahkan, perang Kamang bukanlah perlawanan lokal anak negeri Kamang semata, namun adalah perlawanan rakyat Sumatera Barat yang dimotori oleh tokoh masyarakat di Kamang. Untuk itu para tokoh pejuang Perang Kamang sesungguhnya adalah pahlawan nasional. Perang Kamang sejatinya adalah suatu perjuangan yang tumbuh dan dijiwai oleh semangat dan cita-cita yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Republik.
"Kita jangan sampai lupa bahwa Negara ini berdiri diatas darah dan jiwa para syuhada, para pejuang dan pahlawan, diantaranya pejuang Perang Kamang yang gugur sebagai patriot bangsa. Rentang waktu membuat kita semakin jauh dari Peristiwa Perang Kamang, masa telah berganti. Kini kita hidup dalam alam kemerdekaan sebagai buah dari pengorbanan para pejuang kita dulu," katanya.
Mahyeldi sampaikan, marilah kita Peringati Perang Kamang setiap tahun sebagai titik balik untuk mengukur sejauh mana kita memaknai nilai-nilai dan semangat pejuang dan kita jadikan sebagai modal dan motivasi untuk menata kehidupan yang lebih baik. Peristiwa Perang Kamang adalah contoh yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk menjalin kebersamaan dan kesatuan segenap lapisan masyarakat terutama di Kamang Magek.
"Para pejuang Perang Kamang tidak pernah melihat apakah mereka berasal dari Kamang Hilir, Kamang Mudik atau Magek, bahkan pejuang yang berasal dari luar Kamang Magek. Mereka bersatu memperjuangkan satu cita-cita yakni harga diri sebagai bangsa. Semangat Kepahlawanan para Pejuang Perang Kamang akan tetap kita kenang dan lestarikan serta kita wujudkan dalam bentuk melaksanakan tanggung --jawab bersama untuk mendukung semua program pembangunan disegala sektor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Mahyeldi juga serukan, kita tak dapat memberikan penghargaan atas semua pengorbanannya, hanya sepenggal do'alah yang dapat kita kirimkan sebagai bentuk ucapan terimakasih dari lubuk hati yang dalam, semoga semua pengorbannya diberikan tempat dalam Syurga oleh Allah SWT.
"Setiap pahlawan tidak pernah meminta untuk dihargai, tidak pernah minta untuk dikenang, tetapi adalah kewajiban kita untuk menghargai dan mengenangnya. "Bangsa yang besar dalah bangsa yang menghargai Pahlawannya", ingatnya.
(Biro Adpim Setdaprov Sumbar)
Komentar