Penulis: Iyos | Editor: Marjeni Rokcalva
SAWAHLUNTO - Berusaha ditengah pandemi COVID-19 saat ini memang sangat sulit, tetapi bukan berarti tidak bisa. Apalagi jika diberlakukan PPKM Darurat untuk menghambat menularnya virus yang membuat geger negeri ini. Ditengah kehebohan itu, seorang perempuan di Desa Rantih, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat malah optimis mampu membuka peluang usaha baru sebagai produsen air kemasan demineral yang diproduksi secara artifisial atau buatan dan telah melalui proses distilasi dan deionisasi.
Pemiliknya bernama Nurtasmi, perempuan berjiwa enterpreneur ini telah memulai produksi air demineral oxy dalam bentuk kemasan gelas sepakan lalu, dengan jumlah produksi pada tahap awal sebesar 200 dus atau kotak. Kini, hasil produksinya mulai merambah pasar lokal meski bersaing dengan produsen lain yang sama di Sumatera Barat. "Alhamdulillah, kami coba untuk bisa bangkit meski ditengah pandemi dan disaat kondisi perekonomian makin sulit." ungkap Nurtasmi (47) pemilik merk kemasan air oxy "Aran" sinonim dari "Air Rantih" saat disambangin beritaminang.com, di Desa Rantih, dua hari lalu (18/7).
Nurtasmi mengutarakan, dia optimis membuka usaha ini dengan modal investasi sekitar Rp 200 juta lebih. Dengan anggaran sebesar itu keyakinannya memuncak bahwa investasi yang ditanamkan akan segera kembali atau refund, jika usaha pabrik air oxy yang dia bangun berkembang ditengah ramainya usaha depot pengisian air isi ulang dan pabrik pengemasan lainnya yang ada di daerah ini. Itu sebabnya, usaha yang dia geluti sebelumnya sebagai pengusaha depot air isi ulang kini tumbuh menjadi pabrik produsen pengemasan air oxy dalam bentuk kemasan gelas, botol, dan galon sudah berstandar SNI dan labelisasi Badan POM serta produk halal dari MUI.
Lebih jauh dikemukakan Nurtasmi, kualitas air oxy kemasan yang diproduksinya sudah teruji dilaboratorium SNI Balai Riset Dan Standarisasi Industri Padang. Suatu hal yang menguntungkan, lanjutnya, air sebagai bahan baku yang digunakan adalah air yang bersumber dari mata air yang keluar dari sela-sela bebatuan perbukitan yang berada tak jauh dibelakang rumahnya. Berdasarkan hasil uji labor SNI dan BPOM kandungan logam dan pH airnya sangat layak dikonsumsi. "Alhamdulillah, inilah yang membuat kami optimis ditengah pandemi saat ini." tukuk Nurtasmi.
Dana investasi sebesar Rp 200 juta yang disalurkan menurut dia digunakan untuk pembelian mesin rivece osmosis yang dipesan langsung dari Jakarta, kemudian untuk membangun infrastruktur pabrik dan kemasan serta armada transportasi. Meski pabrik baru berdiri dan di lounching sepekan silam, tapi obsesi pemilik air kemasan "Aran" ini bisa membuka peluang kerja tenaga lokal dapat terlaksana sehingga dampak positifnya dalam peningkatan ekonomi pedesaan dapat dirasakan secara bersama-sama.
Saat ini, pabrik kemasan air oxy bermerk Aran belum berproduksi maksimal karena masih dalam rangka melengkapi berbagai kebutuhan pabrik kemasan. Sebagai jaminan dan referensi usahanya, air oxy yang diproduksinya sangat berkualitas dan aman dikonsumsi setelah keluarnya hasil uji laboratorium SNI Balai riset Dan Standarisasi Industri Padang bernomor : 0631/BSKJI/BRSIP/Lab/III/201 dan 0630/BSKJI/BRSIP/Lab/III/2021 untuk kemasan gelas dan galon serta botol.
Berdasarkan hasil pengujian result of analisys No. 646/BPPI/BBIA/LHU.2/IV/2021 lembaga kompoten tersebut, sumber air Aran terdapat parameter TOC (Total Organic Carbon) sebesar 0,13 dengan metode uji SNI 3354:2015, butir 3,7. Sedangkan untuk izin edar pangan olahan telah dikeluarkan oleh BPOM RI dengan nomor. PN.06.07.52.06.21.6549.PKPE/MD/0280.
Walikota Sawahlunto Deri Asta sangat mengapresiasi berdirinya pabrik kemasan air mineral berkualitas satu-satunya yang berdiri di Kota Sawahlunto ini, apalagi dibangun pada saat kondisi pandemi COVID-19. Meski demikian, Deri Asta turut optimis usaha ini akan berkembang lebih baik karena ini adalah produk UMKM lokal yang harus didukung penuh oleh pemerintah dan jadi kebanggaan oleh masyarakat Kota Sawahlunto.
"Kita patut apresiasi dan bangga ditengah pandemi COVID-19 dan iklim ekonomi merosot secara nasional justru ada masyarakat dengan optimismenya membangun pabrik pengemasan air meneral seperti ini. Dengan adanya pabrik kemasan ini akan terbuka peluang kerja untuk pertumbuhan ekonomi di Desa Rantih. Saya himbau mari dukung produksi UMKM air kemasan produk lokal berkualitas dan sehat untuk dikonsumsi ini setelah keluarnya standar SNI, BPOM dan Label Halal MUI." Kata Wako Deri Asta menyemangati. (Iyos)
Komentar