Penulis: Rel/Je | Editor: Medio Agusta
PARIAMAN - Setelah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi, Rabu (28/7/2021) kembali melakukan peninjauan ke rumah sakit rujukan Covid-19, kali ini ke RSUD Pariaman.
Selain ingin melihat penanganan isolasi pasien terkonfirmasi Covid-19, gubernur juga ingin mengetahui kondisi RSUD Pariaman secara umum, baik dari segi pelayanan hingga sarana dan fasilitasnya.
Salah satu keluhan yang disampaikan adalah perlunya ruang Intensive Care Unit (ICU) khusus untuk pasien Covid-19. Ruangan ini, menurut Direktur RSUD Pariaman dr. Indria Velutina, sangat mendesak mengingat sebagian besar pasien Covid-19 di rumah sakit ini adalah pasien dengan kondisi berat.
Baca Juga
- Pemprov Sumbar Fasilitasi Pemulangan 4 Orang Warga Pasca Dievakuasi dari Lebanon
- Gubernur Mahyeldi Bersama Puluhan Ribu Warga Sumbar Longmarch Mempertegas Dukungan ke Palestina
- Gubernur Mahyeldi: Komitmen Pelayanan PLN untuk Warga Sumbar Patut Diapresiasi
- Waspada! Satgas Covid-19 Tegaskan Situs Pedulilindungia.com Adalah Palsu
- Sabtu 11 September 2021, 126 Warga Sumbar Dinyatakan Positif Covid-19, 267 Sembuh
Indria juga berharap RSUD Pariaman juga bisa dapat tambahan ventilator, mengingat 6 ventilator yang ada, 4 diantaranya dipakai untuk rawatan pasien umum.
Menanggapi hal ini, Gubernur minta kepada Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar Busril, yang ikut mendampingi peninjauan tersebut untuk bisa segera merealisasikan pembelian satu unit ventilator untuk RSUD Pariaman menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Covid-19.
Gubernur bahkan langsung menelepon Sekretaris Daerah untuk memastikan pembelian ventilator tersebut.
"Tolong pak sek tambah satu ventilator, kalau bisa segera. Dan untuk ICU tadi optimalkan dulu pemanfaatan sarana prasarana yang ada, karena kita sekarang serba terbatas. Yang paling penting, jangan lupa memberikan semangat pada pasien. Berikan bimbingan psikologi dan juga bimbingan spiritual. Siapkan jadwal hariannya sebaik mungkin," pesan gubernur kepada para dokter dan perawat.
Total pasien konfirmaai Covid-19 yang dirawat di RSUD Pariaman menurut Indria, sejak tahun 2020 sampai Juli 2021 ini berjumlah 686 orang dengan jumlah pasien meninggal 58 orang.
"Rata-rata pasien positif Covid-19 yang dirawat disini adalah pasien kondisi berat yang butuh intensive care karena ketergantungan oksigen dengan saturasi dibawah 80. Alhamdulillah, kita punya psikolog dan juga tenaga bimbingan spiritual, sehingga pasien selalu diingatkan dan dimotivasi," kata Indria.
Kendala lain di RSUD Pariaman adalah belum adanya dokter spesialis perinatologi yang tidak hanya diperlukan untuk merawat ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan saja, tapi juga mendiagnosis dan menangani bayi baru lahir yang memiliki masalah seperti cacat lahir, infeksi, susah bernapas dan menstabilisasi bayi baru lahir yang memiliki masalah yang mengancam jiwa.
Dalam peninjauan tersebut, gubernur juga melihat berbagai fasilitas dan layanan kesehatan. Tak lupa, gubernur juga menyapa beberapa orang pasien rawat jalan di layanan poliklinik. Buya juga memberikan semangat dan mendoakan kesembuhan mereka. (Rel/Je)
Komentar