Penulis: MST/MR | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumatra Barat yang didukung AJI dan Google News Initiative menggelar program cek fakta di kantor redaksi langgam.id, Sabtu-Minggu 22-24 November 2019. Training ini digelar serentak di 23 kota, yang bekerjasama dengan media, komunitas jurnalis dan AMSI.
Ketua AMSI Sumbar Yonda Sisko mengatakan, pelatihan ini penting bagi awak media dalam verifikasi fakta dalam menjalankan kegiatan jurnalistik. Apalagi, kata dia, saat ini media mengalami disrupsi, yang berdampak dalam menyampaikan informasi publik. Media bersaing dengan media sosial yang kerap menyebarkan hoaks.
"Makanya penting media dalam memeriksa fakta," ujarnya Sabtu 23 November 2019.
Baca Juga
- Andri El Faruqi dan Andika D Khagen Terpilih Aklamasi Ketua dan Sekretaris AMSI Sumbar
- Bahas Artificial Intelligence dan Hoaks, AMSI Sumbar Gelar SDC 2023
- AMSI Sumbar Adakaan Pelatihan Strategi Komunikasi Vaksinasi COVID-19
- Duet Andri El Faruqi dan Alif Ahmad, Nakodai AMSI Sumbar 2021-2024
- AMSI Sumbar Gelar Cek Fakta Debat Pilgub 2020
Ketua Umum AJI Abdul Manan mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyak dan cepatnya penyebaran informasi di era digital, terutama melalui media sosial. Muatan dari informasi itu beragam. Mulai dari informasi yang bermanfaat dan dibutuhkan publik hingga informasi palsu (hoaks), disinformasi, atau kabar bohong.
Penyebaran informasi palsu berupa teks, foto hingga video itu memiliki tujuan beragam. Ada yang sekedar untuk lelucon, tapi ada juga yang mengandung kepentingan politik atau ekonomi. "Yang merisaukan, hoaks ini menyebar sangat mudah cepat di sosial media. Tidak sedikit publik yang serta merta mempercayainya," kata Abdul Manan di Jakarta, Sabtu 23 November 2019.
Bukan hanya publik yang mempercayai dan menyebarluaskan informasi palsu tersebut. Terkadang media pun turut mendistribusikannya. Hal ini terjadi karena berbagai faktor. Antara lain, karena ketidaktahuan, sekadar ingin menyampaikan 'informasi' secara cepat, atau sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu.
Mudahnya penyebaran informasi palsu itu dipicu oleh banyak sebab, termasuk karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang apa itu informasi palsu dan bagaimana cara mendeteksinya. Sejumlah latar belakang itu yang mendorong Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dengan dukungan Internews dan Google News Initiative, mengadakan Pelatihan Cek Fakta Serentak di 23 kota ini.
Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi teknik mendeteksi informasi palsu, selain bagaimana berselancar di dunia digital yang sehat dan aman. "Salah satu tujuan praktis dari kegiatan ini adalah agar media dapat melakukan verifikasi sendiri terhadap informasi yang beredar di dunia digital, khususnya media sosial," kata Manan.
Pelatihan ini dipandu dua trainer yang bersertifikat Google, yakni Eks Ketua AJI Padang Yuafriza dan jurnalis TV One wilayah Sumbar Donal Meisel.
(MST/MR)
Komentar