Nelayan Air Tawar Keluhkan Sulitnya Kehidupan, Musim Badai Menambah Turunnya Hasil Tangkapan

Penulis: Mia/MR | Editor: Marjeni Rokcalva

PADANG - Padang, 5 Agustus 2021, suasana Pelabuhan Muara Air Tawar Barat Kota Padang, Sumbar yang berdekatan dengan kampus Universitas Bung Hatta, Kamis sore tampak ramai.

Kapal-kapal nelayan terlihat menepi dan sejurus kemudian, para nelayan mengeluarkan hasil tangkapannya. Para nelayan yang menepi ini adalah mereka yang mulai melaut pada pukul 8 pagi, ada juga sebagian dari mereka yang baru mempersiapkan keperluan melaut sore hari untuk melaut di malam harinya.

Seorang nelayan bernama Aceng menyebutkan bahwa sejak pandemi Covid-19 kehidupan nelayan semakin sulit.

"Seminggu terakhir ikan yang kami tangkap jumlahnya sedikit karena memasuki musim badai, Jika pun ikan tangkapan banyak, harganya tidak sesuai dengan harga pasaran sebelum Covid-19," katanya bercerita.

Hal ini tentu tidak akan sepadan dengan usaha dan ancaman yang mereka hadapi di laut, ditambah adanya pembagian hasil tangkapan. Karena, untuk setiap kapal maksimal diisi oleh 10 orang nelayan.

Begitulah kondisi mereka saat ini. Memang, selama Covid-19 para nelayan beberapa kali mendapat bantuan dari pemerintah berupa beras dan uang.

"Pemerintah memberikan kami bantuan berupa beras dan uang 200-300 ribu, tapi uang dan beras tersebut tidak akan cuku untuk memenuhi kebutuhan kami. Ditambah lagi ada 4 orang anak yang harus saya nafkahi. Apalagi, sekolah daring tentu harus memiliki kuota internet untuk membantu memperlancar proses sekolah anak-anak," pungkas Aceng nelangsa. (Mia/MR)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru