Penulis: Lex/cigus | Editor: Medio Agusta
PADANG PANJANG - Proses Belajar Mengajar (PBM) tatap muka secara terbatas resmi diberlakukan di Kota Padang Panjang, Kamis (12/8) kemarin. Minus tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), seluruh sekolah dari levelPendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah melaksanakan PBM sesuai aturan yang ditetapkan pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 32 Tahun 2021 yang membolehkan sekolah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas bagi daerah yang berada pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1, 2, dan 3.
Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Guguk Malintang (Gumala), Kecamatan Padang Panjang Timur, juga sudah menerapkan PTM dengan protokol kesehatan (prokes) ketat, sesuai kesepakatan pihak sekolah, dan wali murid.
Kepala SDN 03 Gumala, Yusriati, S.Pd., Jumat (13/8) menyebutkan, protokol yang diberlakukan di antaranya orang tua murid mengantar dan menjemput anaknya, memakai masker, dan bawa bekal dari rumah.
Baca Juga
- Heboh! Pelajar Belum Divaksin Tidak Boleh Belajar Tatap Muka, DPRD Bakal Panggil Wako Padang
- Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Wali Murid SD Negeri 09 Sungai Pangkua Wajib Vaksin
- Berada di Level Dua Covid-19, Belajar Tatap Muka Dimulai di Pasaman
- Kamis Ini, Padang Panjang Mulai Terapkan Belajar Tatap Muka Secara Terbatas untuk SD dan SMP
- Ini Terobosan MTs Negeri 6 Solsel Lakukan Belajar Tatap Muka Saat Pandemi
"Menghindari kerumunan, kantin sekolah belum boleh dibuka untuk sementara waktu. Anak-anak membawa bekal dari rumah. Jam istirahat selama 30 menit, mereka ditemani guru untuk menyantap bekalnya itu. Jadi tidak ada anak-anak yang keluar pada jam sekolah berlangsung," katanya.
Selain itu, kata Yusriati, sekolah juga membagi jam masuk secara bergantian dengan pola genap ganjil. Di dalam kelas, sekolah juga menyediakan hand sanitizer.
"Anak-anak masuk berbeda-beda setiap harinya. Selang-seling. Jika masuk Senin, maka Rabu besoknya lagi anak yang sama masuk sekolah. Begitu juga dengan anak yang masuk Selasa, maka Kamis besoknya mereka masuk," ujarnya.
Yusriati berharap semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga pendidik bisa mendidik anak-anak dengan baik. Jika tidak dengan tatap muka, anak-anak akan kurang terkontrol dan guru kurang mengetahui bagaimana perkembangan anak.
"Beruntunglah orang tua yang masih ada waktu untuk mengajarkan anaknya. Bagi orang tua yang tidak mampu mengajar anaknya, ini yang akan sangat sulit bagi kita," tutupnya. (Lex/cigus)
Komentar