Penulis: rifki/lex | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG PANJANG - Berbicara tentang wisata, menurut Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano, wisata itu soal narasi. Terkadang tempat-tempat itu terlihat biasa saja, tetapi cerita atau legendanya itu yang harus digali dari kearifan lokal masyarakat itu sendiri.
"Contohnya patung Anak Laki-laki Pipis yang melegenda di Belgia (Manneken Pis), itu kan hanya patung anak kecil yang tingginya hanya 60 centimeter dan berada di pojokan jalan yang terbilang sempit. Namun itu hanyalah legenda yang tidak ada literaturnya. Cerita itu dibiarkan tetap melegenda, hingga menjadi daya tarik wisatawan khususnya dari luar negeri yang datang ke Belgia," ujar Fadly saat menjadi narasumber pada Pelatihan Pemandu Wisata Budaya yang digelar Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Padang Panjang di Aula Hotel Rangkayo Basa, Jumat (3/9).
Lebih lanjut Fadly menyebutkan, narasi atau cerita dibutuhkan untuk menguatkan citra suatu destinasi pariwisata. Berkaca dari Bali, Fadly mengatakan, cerita dan narasi yang kuat di balik destinasinya mampu mengundang wisatawan untuk selalu kembali ke Pulau Dewata.
Baca Juga
- Pj Wako Padang Panjang Resmikan Beberapa Fasilitas Baru di Masjid Nurul Iman Silaing Atas
- Pj Wako Padang Panjang Tinjau Progres Perbaikan Jalan Lubuk Mata Kucing dan Jembatan Tanjung
- Pj Wako Padang Panjang Minta Sinergitas Lintas OPD Turunkan Angka Kemiskinan
- Pj Wako Padang Panjang Paparkan Inovasi Unggulan dalam Innovative Government Award 2024
- Jelang Bertanding ke Tingkat Nasional, Pj Wako Padang Panjang Jamu Rombongan FASI Sumbar
"Mengapa wisatawan terus menerus kembali ke Bali, karena Bali tidak hanya sekadar menawarkan alam yang indah, spot-spot wisata yang menarik, tetapi juga ada cerita dan narasi yang kuat di baliknya," katanya.
Ditambahkan Fadly, cerita dan narasi di balik suatu destinasi bisa memunculkan relasi yang kuat bagi wisatawan. "Jadi apa yang menjadi story telling sehingga kita mengonsumsi berulang kali itu tentu dengan pengalaman berbeda-beda. Inilah yang harus kita bangun di industri pariwisata Kota Padang Panjang, khususnya pada wisata budaya yang kita miliki. Mari berinovasi dan adaptasi karena dua hal kolaborasi ini merupakan kuncinya," imbuhnya.
Pelatihan yang digelar Disporapar ini, kata Fadly juga bertujuan untuk menciptakan pemandu wisata yang profesional dan memiliki pengetahuan, pemahaman dan wawasan terhadap tempat-tempat wisata yang ada di Kota Padang Panjang dan sekitarnya. Kemudian agar terciptanya peningkatan mutu kualitas pelayanan dari pemandu wisata kepada wisatawan.
"Dengan meningkatnya mutu pelayanan ini, diharapkan akan berdampak dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan akan mendorong pariwisata di Kota Padang Panjang menjadi lebih maju," harapnya.
Fadly berharap dengan adanya pelatihan ini semakin banyak yang bisa dipromosikan dan Pemko Kota Padang Panjang tidak henti-hentinya dan terus bergandeng tangan berkolaborasi dengan semua pihak untuk memajukan pariwisata di Kota Padang Panjang dengan berbagai keunikan pariwisata yang lahir dari para pokdarwis dan para pelaku wisata yang ada.
Acara tersebut turut dihadiri Kadis Porapar, Drs. Maiharman beserta jajaran dan para peserta pelatihan pemandu wisata budaya. (rifki/lex)
Komentar