Penulis: harris/lex | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG - H. Amran Sutan Sidi Sulaiman, ayahanda tercinta Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano, dimakamkan di samping Masjid Baiturrahmah, Padang. Sebelumnya, shalat jenazah dilangsungkan di masjid megah yang dibangun almarhum di komplek Universitas Baiturrahmah dan RSI Siti Rahmah itu, dengan diimami anaknya, dr. Wahyu Amran, seusai shalat Dzuhur, Senin (6/9).
Meninggal di RSI Siti Rahmah sekitar pukul 06.00 WIB, jenazah almarhum sebelumnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Pattimura, Padang. Sejumlah pelayat datang mengucapkan belasungkawa kepada keluarga besar yang ditinggalkan.
Turut hadir saat pemakaman Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi Ansharullah, SP, Wakil Gubernur Sumbar Ir. Audy Joinaldy, SPt M.Sc M.M, IPM, ASEAN, Eng, Wakil Wali Kota Padang Panjang, Drs. Asrul, Ketua DPRD Mardiansyah, A.Md, jajaran pejabat Pemko, tokoh masyarakat, tokoh politik dan dari berbagai lapisan masyarakat.
Wako Fadly dengan penuh haru menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh handai taulan, apabila semasa hidup almarhum ada yang tidak berkenan atas tindak tanduk beliau. "Mohon doa, selama 92 tahun beliau hidup bila ada perbuatan yang menyakiti kami memohon maaf. Semoga semua amal ibadah beliau diterima Allah SWT. Apabila selama hidup di dunia ada utang piutang, pihak keluarga siap menyelesaikan," tuturnya.
Haji Amran semasa hidupnya dikenal sebagai seorang saudagar yang mengawali usaha dengan menjual minyak tanah eceran. Meningkat menjadi agen dan kemudian berhasil menyewa petak toko untuk berdagang keperluan harian di Kota Padang Panjang.
Banyak lika-liku usaha yang dijalankan. Haji Amran juga pernah memulai usaha dengan berjualan kain di kaki lima Pasar Mambo (sekarang Koppas Plaza) Kota Padang. Di samping itu, almarhum juga membagi waktu dengan mengikuti kuliah pada Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Namun Haji Amran tidak puas dengan mempelajari masalah ekonomi saja dan merasa perlu untuk mempelajari seluk beluk hukum. Haji Amran pun ikut pula kuliah sebagai pendengar pada Fakultas Hukum.
Lalu, sampai tahun 1962 setelah mendapat kesempatan menjadi agen semen, Haji Amran beralih haluan ke agen garam dan berhasil, sehingga teman-temannya menjulukinya Raja Garam.
Singkat cerita, Haji Amran kemudian mendirikan Yayasan Pendidikan Baiturrahmah seiring dengan mendirikan Universitas Baiturahmah. Salah satu fakultas favoritnya ialah Fakultas Kedokteran Gigi. Persiapan untuk mendirikan fakultas kedokteran tentulah tidak sama dengan persiapan mendirikan fakultas lainnya.
Umumnya, pendapat orang waktu itu adalah tidak mungkin Haji Amran yang tidak punya latar belakang pendidikan kedokteran atau pendidikan tinggi lainnya akan sanggup mendirikan sebuah Fakultas Kedokteran yang begitu tinggi, rumit, hebat dan mahal itu. Akan tetapi Haji Amran terus melangkah sembari berdoa kepada Allah, akhirnya semua dapat terwujud.
Universitas Baiturrahmah yang mulanya hanya menumpang di gedung SD Baiturrahmah, sejak November 1998 resmi menempati kampus barunya seluas 7,6 hektar di kawasan Aie Pacah Padang. Ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, komputer, labor bahasa yang cukup memadai. Terlebih utama dari segalanya itu adalah sebuah masjid, tempat bagi para mahasiswa, dosen, pegawai, untuk sama-sama sujud di hadapan Allah SWT, setelah bekerja keras untuk kejayaan masa depan dan amal saleh untuk akhirat. Dan di masjid itu pula Haji Amran dimakamkan. (harris/lex)
Komentar