Penulis: Je | Editor: Marjeni Rokcalva
AGAM - Sabtu (4/9), Tim Pengabdian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan pengabdian di SMP Negeri 2 Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pengabdian ini mengusung tema "Pendampingan Pengembangan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Berbasis Keterampilan Abad 21 dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Literasi dan Merdeka Belajar di SMP N 2 Baso Kabupaten Agam. Pengabdian ini telah dilaksanakan mulai bulan Juli hingga September 2021 secara daring dan luring dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan AKM berbasis teknologi.
AKM merupakan singkatan dari Asesemen kompetensi minimal dan merupakan salah satu tes yang menjadi bagian dari Asesmen Nasional yang merupakan pengganti Ujian Nasional (UN). AKM merupakan sebuah program dari Kemendikbud bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil dan Kantor Kemenag. Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian nasional. Asesmen dilakukan berdasarkan pemetaan terhadap dua kompetensi siswa, yaitu literasi dan numerasi.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dibuka langsung oleh kepala sekolah SMPN 2 Baso, Mardianis, S.Pd., dan dipandu oleh Tim PKM yang diketuai oleh Silvi Yulia Sari, M.Pd. Kegiatan ini menghadirkan dua orang narasumber yang kompeten dibidang Evaluasi Pembelajaran dan Literasi Digital yaitu Prof. Dr. Festiyed, M.S dan Fanny Rahmatina Rahim, M.Pd.
Berdasarkan data dan pengamatan yang ditemukan dilapangan, permasalahan utama yang dihadapi sekolah-sekolah saat ini adalah kurangnya informasi dan pemahaman guru-guru tentang AKM karena belum meratanya pelatihan atau sosialisasi tentang AKM, sehingga pembelajaran dengan indikator AKM belum dilaksanakan di sekolah. Selain itu, kegiatan yang mendukung budaya literasi dan merdeka belajar belum diterapkan sepenuhnya.
"Oleh karena itu, kami mengadakan pengabdian ini dengan harapan guru dapat mengembangkan perangkat AKM dan memahami implikasinya dalam pembelajaran dan memberikan wawasan tentang keterampilan abad 21, gerakan literasi, dan merdeka belajar," jelas Prof. Festiyed, M.S.
Pengabdian ini memiliki luaran yaitu soal AKM yang dirancang oleh setiap guru bidang studi sesuai dengan mata pelajaran masing-masing yang disajikan dalam google form. "Awalnya guru-guru belum terlalu paham atau terbiasa dengan AKM dan penggunaan google form. Setelah mengikuti pengabdian, guru-guru sudah bisa membuat soal-soal AKM dan ulangan harian dengan menggunakan google form," timpal Fanny Rahmatina Rahim, M.Pd, salah seorang narasumber kegiatan.
Lebih lanjut Ketua Tim PKM Silvi Yulia Sari, M.Pd juga menambahkan bahwa kegiatan pendampingan pengembangan AKM ini diharapkan dapat memotivasi guru dalam mengembangkan AKM yang berbasis keterampilan abad 21 dengan menerapkan literasi digital di dalamnya sesuai kebutuhan era pendidikan saat ini. "Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi tenaga pendidik lainnya untuk melaksanakan hal serupa sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan serta dapat meningkatkan interaktif pembelajaran baik secara daring maupun luring," ujarnya. (Je)
Komentar