Penulis: NURJANATIL HUSNI/LEX | Editor: Marjeni Rokcalva
KEHADIRAN Perpustakaan Umum Daerah Kota Padang Panjang pada 2008, awalnya bernaung di bawah Dinas Pendidikan. Kemudian beralih menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) pada 2017, seolah menjadi kiblat literasi bagi Kota Padang Panjang.
Saat ini, Perpustakaan Daerah telah berhasil mencapai prestasi yang cukup mencengangkan dan mengantarkan Kota Padang Panjang sebagai Kota Literasi. Julukan Kota Literasi ini diperoleh Kota Padang Panjang pada tahun 2018 lalu yang ditetapkan kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.
"Hingga saat ini, Kota Padang Panjang masih bertahan dengan prestasi tersebut. Ini dibuktikan dengan progres DPK yang terus gencar mengembangkan program-program yang mendukung berkembangnya budaya literasi," cerita Kabid Perpustakaan DPK, Dra. Hj. Tuti Abdul Rajab, MM dalam bincang-bincang, Rabu (8/9).
Baca Juga
Dituturkannya, pada 2017 DPK membina empat Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Perpustakaan saat itu mengoleksi 22.612 eksemplar buku, dengan anggota perpustakaan sekitar 869 orang dan pengunjung kurang lebih 21.600, meskipun dengan gedung biasa dan peralatan sederhana.
"Berdasarkan data tahun 2020 lalu, terlihat jelas perkembangan grafik DPK semakin meningkat drastis. Dari hanya empat TBM, sekarang sudah ada sekitar 27 TBM yang tersebar di kelurahan dan RT di Kota Padang Panjang," sebutnya.
Tak hanya itu, tambahnya, telah terbentuk tiga forum yaitu Forum Literasi, Guru Menulis dan Forum TBM. Perpustakaan sudah memiliki 27.697 eksemplar koleksi buku, jumlah anggota perpustakaan 1.920 orang. Dengan fasilitas yang cukup memadai, kualitas pelayanan dan peningkatan mutu dalam melaksanakan program dan kegiatannya.
Untuk memudahkan pelayanan dalam melestarikan budaya literasi dan pengelolaan Perpustakaan Daerah, pihaknya menerapkan sistem e-Library dengan menggunakan aplikasi Inlis Lite seperti entri buku, pengolahan buku, layanan peminjaman dan pengembalian serta pelayanan yang berkaitan dengan perpustakaan.
"Layanan dan fasilitas terus diupayakan demi kenyamanan pengunjung. Seperti layanan sirkulasi, ruang baca umum, ruang anak pintar dan lainnya. Begitupun program pembinaan yang dilakukan di beberapa lokasi seperti di perguruan tinggi, sekolah, masjid, perpustakaan, TBM dan perpustakaan OPD," jelasnya.
Dimasa pandemi Covid-19 dan PPKM, kata Tuti yang baru dilantik pada 30 Agustus lalu sebagai Kabid Pustaka, terjadi penurunan drastis pengunjung perpustakaan. Selain itu, kegiatan-kegiatan yang mengundang keramaian juga dihentikan. Seperti kunjungan dari anak TK dan PAUD dalam jumlah yang banyak. Pengunjung tidak bisa membaca di tempat dan pelayanan yang mereka dapat hanya berupa peminjaman buku dan pengembalian.
"Prestasi demi prestasi yang diraih, akan terus dipertahankan demi berkembangnya literasi di Padang Panjang. Untuk memaksimalkan budaya literasi, kita harus terus berbenah, bergerak untuk membangunkan serta menyadarkan masyarakat bahwa pentingnya budaya literasi. Sehingga, dengan begitu kita akan mencapai tahapan literasi seperti mencerdaskan, meningkatkan pemahaman, mampu berinovasi dan akhirnya berujung pada pengadaan barang dan jasa. Untuk ke depan hendaknya minat literasi terus meningkat dari semua kalangan," tutur Tuti. (NURJANATIL HUSNI/LEX)
Komentar