Penulis: Marjeni Rokcalva
PESSEL - Sebanyak 20 ton kerapu dari keramba apung di Mandeh Pesisir Selatan, Sumatera Barat diekspor ke Hongkong setelah hampir satu tahun vakum karena pandemi COVID-19.
"Ekonomi dunia mulai bergerak lagi. Permintaan ikan kerapu dari beberapa negara terutama dari Hongkong mulai masuk sehingga nelayan kembali bergairah," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy saat melepas ekspor kerapu PT. Andalas Samudra Sejati di Pesisir Selatan, Rabu (13/10/2021).
Wagub menilai potensi kelautan Sumbar masih banyak yang bisa dikelola untuk meningkatkan perekonomian masyarakat terutama nelayan.
Baca Juga
- Pengembangan Desa Wisata adalah Solusi Percepatan Ekonomi Masyarakat Sumbar
- REI Property Expo 2022 Dibuka, Wagub Audy: Ekonomi Sumbar Bangkit
- Gubernur Mahyeldi Sebut Ekonomi Sumbar Mulai Bangkit Kembali di Tengah Pandemi
- Terjangan Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Sumbar 2020 Turun 1,19 Persen
- Pulihkan Ekonomi Sumbar, Gubernur Irwan Prayitno Serahkan DIPA dan TKDD 2021
Apalagi permintaan komoditas ikan seperti kerapu dan ikan hias dari beberapa negara masih tetap tinggi sehingga potensi ekspor juga terbuka luas.
"Ke depan kita akan membina lebih banyak lagi nelayan agar bisa memanfaatkan potensi kelautan yang sangat besar sehingga Sumbar juga bisa berkontribusi terhadap nilai ekspor Indonesia," ujarnya.
Perwakilan PT. Andalas Samudra Sejati, Adi mengatakan jenis ikan kerapu yang diekspor adalah cantik dan cantang yang dipanen dari sekitar 100 lubang keramba.
"Ikan yang diekspor seberat 5 ons hingga satu kilogram," ujarnya, sembari menyebutkan, nilai ekspor dari 20 ton ikan kerapu tersebut sekitar 150 ribu USD. (BIRO ADPIM SETDAPROV SUMBAR)
Komentar