Penulis: Rel/MR | Editor: Marjeni Rokcalva
GAYO LUES - Satu warga tertimbun material longsor di wilayah Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. Tim gabungan masih melakukan pencarian korban yang diperkirakan berusia 60 tahun tersebut. Informasi ini berdasarkan perkembangan terkini dari BPBD Kabupaten Gayo Lues pada hari ini, Selasa (23/11), pukul 05.26 WIB.
Peristiwa tanah longsor terjadi pada Senin malam (22/11), pukul 11.00 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gayo Lues menyebutkan material longsor yang terjadi di wilayah lintas, antara Kecamatan Rikit Gaib dan Pantan Cuaca. Insiden ini menyebakan dua warga terdampak material longsoran. Satu warga di antaranya telah dievakuasi tim gabungan dalam kondisi meninggal dunia.
Upaya pencarian sejak peristiwa ini terjadi dilakukan tim gabungan dari personel BPBD, TNI, Polri dan warga setempat.
Baca Juga
- Letusan Gunung Semeru: Satu Meninggal Dua Hilang, Kepala BNPB Bertolak ke Lumajang
- Satu Meninggal Dunia Akibat Tarbrakan Maut Truk vs Panther di Sungai Lasi Solok
- Kecelakaan Beruntun di Kandang Ampek Pariaman, Satu Pengendara Meninggal Dunia
- Rumah Warga Terbakar di Kampung Jua Padang, Satu Meninggal Dunia
- Sabtu, 20 Warga Sijunjung Positif Covid-19, Satu Meninggal Dunia
Tanah longsor berlangsung setelah hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Gayo Lues pada Senin malam (22/11) sehingga situasi ini menyebabkan longsor sekitar pukul 22.00 WIB. Pascalongsor pencarian korban terkendala cuaca hujan deras dan kondisi malam hari. Petugas di lapangan berhati-hati dalam melakukan operasi pencarian dan pertolongan dengan memperhatikan potensi longsor susulan.
Sementara itu, pantauan prakiraan cuaca BMKG pada hari ini hingga esok, wilayah dua kecamatan yaitu Rikit Gaib dan Pantan Cuaca masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan.
Menyikapi potensi hujan di kawasan tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.
"Warga dan komunitas dapat menyiapkan rencana kesiapsiagaan maupun menjalin komunikasi antar desa untuk memantau kondisi dan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi," kata Abdul Muhari, Ph.D. Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB. (Rel/MR)
Komentar