Penulis: Iyos | Editor: Medio Agusta
SOLOK- Kehadiran pabrik chips porang di Nagari Saok Laweh, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, sungguh merupakan harapan bagi masyarakat petani di Sumatera Barat dalam mensuplai umbi porang untuk kebutuhan pasar domestik dan luar negeri. Dengan adanya pabrik itu, petani lebih bergairah meningkatkan produksi mereka dalam dimensi terbukanya peluang kerja ditengah pengangguran yang terus naik ketika pandemi COVID-19 masih megancam.
Porang, dalam bahasa latin disebut Amarphopallus oncophillus adalah sejenis tanaman mengandungkarbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat, yang tumbuh di hutan liar Nusantara. Berdasarkan pelacakan sebuah sumber PT Porang Bumi Sumatera (PBS), tumbuhan umbian ini banyak ditemukan di hutan Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Solok. Namun umbi porang butuh proses pabrikasi untuk bisa menjadi bahan makanan, kosmetik dan lainnya.
Hidayat BAc, salah satu Komisaris di PT Pancadarma Bumi Solokindo sekaligus komisaris di PT Porang Bumi Sumatera kepada beritaminang.com Senin kemarin (29/11) mengemukakan, untuk membangun sebuah pabrik tidak mudah, jika potensi bahan bakunya sulit ditemukan dan minimnya budidaya porang dikalangan petani.
Namun, ditengah meroketnya pamor porang saat ini, PT PBS dan PT Porang Bumi Sumatera sebagai badan hukum murni swasta memberanikan diri berinvestasi tahap awal diatas satu milyar rupiah untuk membangun pabrik chips atau keripik porang. Jika pasar mulai berkembang dan transaksi di pasar global meningkat, korporasi pelat hitam ini akan membangun pabrik tepung porang untuk memenuhi permintaan ekspor dan domestik. Sebab, dia telah membaca pasar bahwa komoditas porang kelak bisa menggantikan peran beras sebagai bahan makanan pokok karena di Jepang, Cina, dan beberapa negara Eropa beras porang sudah mulai menjamur.
"Insya Allah, kedepannya kami akan kembangkan pabrik ini dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk strategis tidak hanya memproduksi tapi harus mampu melahirkan produk hilirisasinya sebagaimana digaungkan Presiden RI Joko Widodo melalui Kementerian Pertanian. Satu hal yang membuat kami berani investasi adalah potensi pengembangan yang terbuka baik budidaya maupun hasil olahannya yang sangat potensial." ungkap Hidayat, yang juga Anggota DPRD Kabupaten Solok dari Partai Nasdem tersebut.
Hidayat menambahkan, banyak tenaga kerja yang terserap ketika pabriknya mulai dioperasikan, sekaligus membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran. Hal inilah yang menjadi perhatian Menteri Yusuf Yasin Limpo mengutus Wamentan Harvick Hasnul Qoldi melihat langsung dan meresmikan pabrik chips porang pertama di Sumatera Barat bahkan di Sumatera itu.
"Kedepan kami juga butuh bantuan dan dukungan pemerintah dalam konsep B to G antara swasta dengan pemerintah. Walau bagaimanapun pemerintah dengan kebijakan regulasinya akan memberi kemudahan-kemudahan dalam bisnis agar ekonomi masyarakat dan bangsa ini kembali pulih setelah diterjang COVID-19."tukuk dia.
Dari dimensi lain, terkait harga porang disampaikan Direktur PT PBS Tambili, dia tidak menampik adanya fluktuasi harga akhir-akhir ini. Namun itu bersifat sementara karena pasar tengah menikmati keuntungan dari booming-nya komoditas porang. Berdasarkan acuannya, soal harga PT PBS mengacu kepada harga yang beredar di berbagai pabrik di Jawa Timur dengan harga Rp 6000 hingga Rp 7000 per kilonya umbi basah.
"insya Allah, kami memiliki wacana jika nantinya PT PBS mampu melakukan ekspor sendiri maka harga yang ditawarkan nanti berdasarkan nilai harga chips yang kami jual sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu rupiah. Petani porang tak perlu kuatir kita siap meraih keuntungan secara bersama-sama." kata Tambili, optimis.(Iyos)
Loading...
Komentar