Penulis: ET | Editor: Medio Agusta
PADANG - ISPI diharapkan dapat berperan serta dalam pelaksanaan asesmen nasional untuk proses pembelajaran dan pendidikan yang mengutamakan kebahagiaan peserta didik dan percaya diri dalam mengikuti pendidikan di sekolah sehingga anak-anak Indonesia menjadi warga dunia yang tidak tercerabut dari budayanya.
Demikian disampaikan oleh Dirjen Dikti, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng. dalam sambutannya ketika membuka Seminar Nasional Pendidikan Pra-Munas ISPI VIII pada Sabtu (11/12) yang berlangsung secara daring dan secara luring bertempat di Auditorium Kampus UNP Air Tawar Padang.
Dirjen Dikti, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng. menyampaikan bahwa informasi datang dari berbagai sudut di dunia tanpa bisa dibendung dan berlangsung setiap menit bahkan 8 jam sehari atau sepertiga hidup kita berinteraksi dengan Internet.
Baca Juga
"Artinya generasi millenial sekarang adalah generasi digital. Kita tidak boleh alergi dengan teknologi digital dan kemajuan negara lain, serta praktik baik dari negara lain, namun kita tidak boleh tercerabut dari budaya kita sendiri," jelas Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng.
Lebih lanjut kata Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng., asesmen nasional perlu untuk memantau pelaksanaan pendidikan baik yang terjadi di dalam kelas tetapi juga hal yang terjadi di lingkungan sekolah karena hal itu perlu dan penting dalam pembelajaran.
Rektor Universitas Negeri Padang, Prof. Ganefri, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kecerdasan buatan dan teknologi informasi dan digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu perlu reposisi dan rekonstruksi untuk pengembangan tenaga kependidikan masa depan.
"Untuk desain pembangunan pendidikan nasional, ISPI melalui seminar nasional Pendidikan Pra-Munas ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan masukan dari para pakar dan praktisi pendidikan untuk peta jalan Pendidikan Nasional khususnya dalam menghasilkan tenaga guru masa depan," tambah Prof. Ganefri, Ph.D.
Ketua Umum ISPI, Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., yang hadir secara daring menyampaikan bahwa penyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus bertolak dan dalam koridor pembukaan dan isi Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
"Untuk itu kita perlu mengkaji kandungan isi pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 untuk harus dimaknai sebagai jalan pendidikan nasional untuk membangun pendidikan nasional dalam rangka menghasilkan manusia ideal Indonesia," tambah Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.
Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum., Ketua Panitia Pelaksana menyampaikan bahwa pada Seminar Nasional Pendidikan Pra-Munas ISPI VIII tahun 2021 ini dilaksanakan 2 sesi pleno dan Diskusi Kelompok Terpumpun.
"Sesi pleno 1 ditampilkan tiga makalah utama dengan topik "Pembaharuan Pendidikan Nasional" oleh Prof. Dr. Waras Kamdi, M.Pd & Doni Kusuma, M.Ed.;
"Rekonstruksi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Era Industri 4.0 dan Global Community 5.0" oleh Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd, M.A./UPI & Prof. Ace Suryadi, Ph.D./PGRI; "Grand Disain Pendidikan Nasional menuju Indonesia Emas 2045" oleh Prof. Dr. Cecep Dharmawan, SH., M.H. & Prof. Dr. Ahman, M.Pd dengan moderator Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., M.A. (PGRI). Pada sesi ini juga dihadirkan pembahas Dr. Kasiarno, M.Hum (Pimpinan PP Muhammadiyah) dan Prof. Dr. Ki Supriyoko, M.Pd (Taman Siswa)," jelas Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum.
Lebih lanjut Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum. menjelaskan bahwa pada sesi pleno 2 ditampilkan tiga makalah utama dengan topik "Penguatan LPTK dalam Penyiapan Guru Masa Depan" oleh Prof Ganefri, Ph.D.; "Urgensi Konsorsium Pendidikan Indonesia" oleh Prof. Soenaryo Kartadinata, M.Pd; "Penjaminan Mutu Prodi Kependidikan oleh LAMDIK" oleh Prof. Dr. Muchlas Samani dengan moderator Prof. Aris Munandar, M.Pd.
Selain itu, pada seminar nasional Pra-Munas ISPI yang diselenggarakan secara daring dan luring ini juga dilaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun untuk
Pembentukan Konsorsium Pendidikan Indonesia. (ET)
Komentar