Penulis: DESI FUJI RAHAYU | Editor: Marjeni Rokcalva
TANGAN kreatif masyarakat Padang Panjang seperti tidak ada habisnya. Kali ini pemanfaatan limbah kulit kentang yang dijadikan keripik oleh salah satu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Potatoku yang baru tiga tahun ini dirintis.
UMKM yang berlokasi di Jalan H. Kamarullah No.77 RT 8, Kelurahan Bukit Surungan, Kecamatan Padang Panjang Barat ini, didirikan Deswita (52) bersama putrinya Wulan Tri Zaskia (22) pada tahun 2018.
Deswita yang akrab disapa Bundo, memanfaatkan limbah kulit kentang dikarenakan keprihatinan Wulan terhadap kulit kentang yang terbuang sia-sia ketika ia membuat keripik yang hanya memanfaatkan daging buahnya saja.
Padahal, pada bagian kulit kentang terdapat sejumlah kandungan yang baik untuk kesehatan. Di antaranya adalah 40-50 persen serat. Selain itu, kulit kentang kaya akan fenolat, riboflavin, asam karbonat, asam folat, dan vitamin B6 yang baik untuk tubuh.
Deswita mengatakan, kentang yang digunakan adalah varietas Cipanas. Kulit yang diambil hanya yang berkualitas bagus, guna menghasilkan rasa yang nikmat.
Proses pembuatan kripik kulit kentang dilakukan dengan merendam kentang yang masih kotor dengan air garam. Setelah itu digosok hingga bersih, kemudian dikupas dan disortir. Lalu kulit kentang direndam kembali menggunakan air dengan larutan kapur sirih semalaman agar keripik yang dihasilkan menjadi garing, hingga pada akhirnya digoreng.
UMKM yang dijalankan Deswita Bersama empat anaknya ini, mempunyai tiga varian produk dengan 11 varian rasa dengan bahan dasar kentang. Di antaranya adalah keripik balado basah, keripik balado kering, keripik original, keripik krispi udang, keripik rasa rendang, serundeng original, serundeng balado kering, serundeng balado basah, serundeng krispi, kulit balado kering, dan kulit balado basah.
Produk aneka kentang ini menggunakan dua macam kemasan, yaitu kemasan besar dan kecil. Masing-masingnya dibanderol seharga Rp 25 ribu dan Rp 15 ribu.
Pada awalnya, distribusi produk hanya dipasarkan Wulan kepada teman-teman kuliahnya. Namun saat ini distribusi produk Potatoku sudah mencapai gerai-gerai ternama di Padang Panjang dan Bukittinggi. Tidak jarang pula permintaan datang dari luar Pulau Sumatera seperti Jawa dan Kalimantan.
"Satu bulan yang lalu, satu bus pelancong dari Malaysia singgah ke toko saya untuk beli keripik kentang ini. Mereka borong semua yang ada di rak. Padahal saat itu saya sedang menggoreng keripik kentang, saya jadi kewalahan" tutur Deswita bangga.
Permintaan produk Deswita terus bertumbuh. Pada awalnya hanya menghabiskan 5 kg kentang satu minggu, saat ini bisa menghabiskan satu karung kentang dengan berat 50 kg.
Dengan terus meningkatnya permintaan pasar terhadap produk olahannya, Deswita berharap usahanya dapat berkembang dan memiliki penerus.
"Saya ingin usaha ini dapat berkembang dan dapat diteruskan oleh anak-anak. Rencana saya ingin membangun gerai di sini" harap wanita yang gemar berwirausaha tersebut.
(DESI FUJI RAHAYU)
Komentar