Penulis: ET | Editor: Medio Agusta
PADANG - Kelompok Riset Filologi dan Manuskrip Universitas Negeri Padang yang diketuai oleh Dr. Nurizzati, M.Hum. melakukan Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) yang diikuti dosen dan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni UNP yang dilaksanakan pada Rabu (15/12) di ruang sidang Kampus Air Tawar Padang.
Diskusi Kelompok Terpumpun yang diselenggarakan tersebur diikuti oleh mahasiswa dan dosen dengan topik Studi Lapangan Manuskrip Minangkabau/Melayu Milik Masyarakat. Pada kegiatan ini juga dihadirkan Promono, S.S., M.Si., Ph.D. dosen Fakultas Ilmu Budaya yang hampir 20 tahun bergiat dalam filologi.
Pada kesempatan, Promono, S.S., M.Si., Ph.D. menjelaskan bahwa surau di Minangkabau (Sumatera Barat) adalah menjadi tempat penting dalam "produksi naskah" dan persebaran naskah di surau-surau dapat ditelusuri perjalanan guru-guru tarikat.
Baca Juga
- Pensyarah dan Pelajar FPP Universiti Putra Malaysia dan FBS UNP Selenggarakan Diskusi Ilmiah
- Jelang Pemilu 2024, Gebrak UNP Lakukan Diskusi Publik Soal Korupsi Informasi
- BPBD Solsel Gelar Diskusi Publik Dukung Dokumen RPB
- Dekan dan Wakil Dekan I FBS UNP Jadi Narasumber FGD FBS UNDIKSHA Bahas PTN-BH
- Diskusi Kebudayaan dan Kedaerahan KNPI Dibuka Pj Wako Padang Panjang
"Selain naskah terdapat di surau Minangkabau yang mendominasi tempat produksi naskah, namun produksi naskah juga terdapat di rumah gadang milik masyarakat," jelas Promono, S.S., M.Si., Ph.D.
Pada kesempatan itu, Promono, S.S., M.Si., Ph.D. menjelaskan tentang persebaran naskah di surau-surau Minangkabau dan menjelaskan kandungan naskah seperti susastra, pengobatan, keagamaan.
"Surau-surau tarikat di Sumatera Barat memiliki banyak manuskrip (naskah) yang perlu pemeliharaan dan digitalisasi dan mengkaji kandungan di dalam manuskrip tersebut," tambah Promono, S.S., M.Si., Ph.D.
Menurut Promono, S.S., M.Si., Ph.D., persoalan lainnya adalah untuk mendapatkan naskah atau manuskrip asli yang terdapat di surau dan di rumah gadang di Sumatera Barat juga sering mendapatkan tantangan bagi peneliti atau akademisi.
"Untuk naskah-naskah yang rusak karena terabaikan oleh masyarakat akan perlu kegiatan yang serius untuk rekonstruksi naskah dan kajian manuskrip hingga hilirisasi penelitian," tambah Promono, S.S., M.Si., Ph.D. (ET)
Komentar