Penulis: ET | Editor: Medio Agusta
PADANG - Alquran selalu berisi hal yang konsisten dan perkembangan ilmu pengetahuan selalu sejalan dengan hal yang ada di dalam Alquran. Kemajuan ilmu pengetahuan pada masa sekarang dan untuk masa datang harus digali terus oleh ilmuwan Islam.
Rektor Universitas Negeri Padang, Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada kegiatan Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang yang diselenggarakan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada Jumat (28/1) pagi ini secara virtual yang diikuti oleh pimpinan dan sivitas akademika Universitas Negeri Padang.
Pada kesempatan itu, Prof. Ganefri, Ph.D.menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kesediaanUstaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D. yang juga Dekan FMIPA Institut Teknologi Bandung sebagai penceramah pada kegiatan Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang yang diselenggarakan secara virtual.
Baca Juga
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Siapa Diri Kita Sebenarnya?
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Tiga Prinsip Hidup
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Keteladanan Rasulullah
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Pintu-pintu Kebaikan pada Waktu Subuh
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Integrasi Islam dan Sains
Dalam ceramahnya dengan topik "Catatan Kecil tentang Integrasi Islam dan IPTEK", Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D. yang juga Ketua Masyarakat Fisika Indonesia menyampaikan bahwa dalam penciptaan manusia di bumi Allah berdialog dengan malaikat yang merupakan pelajaran berharga bagi manusia sebagai petunjuk untuk mempersepsi Ilmu tersebut.
Lebih lanjut kata Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D., jika dilihat dari demografi penduduk di dunia, pada tahun 230 diproyeksikan jumlah penduduk muslim sebanyak 26,4 persen di dunia.
"Dalam sejarah dunia dan dikaitkan dengan ilmu pengetahuan, ilmuwan Islam pernah mengalami masa keemasan dengan tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang hebat," tambah Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D.
Pada kesempatan itu, Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D. menyampaikan bahwa pada zaman keemasan tokoh-tokoh ilmu pengetahuan Islam tersebut, komunikasi menjadi lebih mudah, para cendekiawan dapat bepergian, bahasa Arab sebagai pemersatu, dan sebagainya.
"Setelah kemajuan Islam tersebut, pada abad ke-9 terjadi masa kemunduran ilmu pengetahuan dunia Islam yang dapat ditunjukkan oleh berbagai aspek kemunduran dalam kehidupan dunia Islam tersebut," jelas Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D.
Selain itu, Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D. mengemukakan bahwa kebangkitan sains Eropa atau Barat adalah adanya pemisahan sains dan agama karena adanya paradigma irrelevansi antara sains dan agama yang diwariskan melalui dominasi peradaban dunia termasuk kepada bangsa-bangsa muslim yang dikuasainya.
"Sains bertujuan untuk menemukan hukum dan teori alam dengan mengikuti prosedur empiris dan eksperimen. Dengan demikian, para ilmuwan berasumsi bahwa alam semesta memiliki struktur rasional yang dapat dipahami," jelas Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D.
Untuk itu kata Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D., kita harus memahami bahwa memvalidasi kebenaran ilmiah Alquran dengan memvalidasi kesesuaian tafsir ilmiah dari Alquran dengan fakta ilmiah saat ini adalah upaya yang harus berhati-hati dan sejatinya merupakan pekerjaan yang tak henti-hentinya.
"Tafsir Alquran itu merupakan buah pikir manusia yang tidak sempurna namun merupakan upaya mulia dan akan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan khazanah keilmuan mufasir," kata Ustaz Prof. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D. (ET)
Komentar