Penulis: Do | Editor: Medio Agusta
KENDARI - Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano memaparkan bagaimana kearifan lokal jadi benteng melawan Covid-19 di Kota Padang Panjang.
Paparan itu disampaikannya di hadapan peserta dialog kebudayaan di Aula Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Kota Kendari, Selasa (8/9/2022).
Acara Dialog Kebudayaan itu, kehadiran Wako Fadly itu, dalam kapasitasnya sebagai penerima Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI) bersama delapan kepala daerah lainnya,dalam rangkaian kegiatan peringatan HPN 2022 yang dipusatkan di Kota Kendari Sultra dari 5 sampai 20 Pebruari 2022.
Baca Juga
- KPU Lantik 672 Petugas KPPS Pilkada 2024 di Padang Panjang
- Pj Wako Padang Panjang Resmikan Beberapa Fasilitas Baru di Masjid Nurul Iman Silaing Atas
- Dinkes Gelar Berbagai Lomba Menarik Dalam Menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN)
- Pj Ketua Dekranasda Padang Panjang Kembali Tinjau Perkembangan UMKM
- Panwascam Padang Panjang Timur Lantik 39 PTPS untuk Awasi Pilkada 2024
Menurut Walikota serambi mekah Padang Panjang itu, Pendekatan kebudayaan adalah roh penyelenggaraan pemerintahan di Kota Padang Panjang. "Alhamdulillah, dengan pendekatan itu, kami berhasil menekan angka Covid-19 menjadi nol dan capaian vaksinasi hampir 100 persen dan menjadi yang terbaik di Sumatera Barat," ungkap Fadly Amran, yang disambut tepuk tangan para hadirin.
"Kearifan lokal di Padang Panjang itu, dengan memberdayakan niniak mamak penghulu kaum dan memanfaatkan Rumah Gadang sebagai tempat isolasi kesehatan," kata Fadly Amran, seperti pernah disampaikannya saat presentasi di hadapan Tim Juri AK-PWI Desember tahun 2021 lalu.
Bupati dan Walikota penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat
Dalam kegiatan dialog kebudayaan dengan moderator Ketua Panitia AK-PWI, Yusuf Susilo Hartono, Fadly Amran tampil dengan pakaian adat Datuk, menceritakan bagaimana upaya dan pendekatan yang dilakukan dalam menyukseskan vaksinasi di Padang Panjang.
"Pemerintahan di Sumbar, apapun daerahnya, tetap berkolaborasi dengan adat dan budaya dalam membangun kesejahteraan masyarakatnya. Di Padang Panjang, adat dan budaya ini menjadi perhatian khusus kami. Dimasa pandemi, selain pendekatan medis dan pendekatan ekonomi, peran adat dan budaya termasuk tokoh adatnya, sangat vital di Padang Panjang," ungkap Fadly Amran.
Ketua Dewan Pers, M. Nuh sebelum dialog dan pemaparan dari masing masing Wako dan Bupati penerima AK-PWI itu menyebutkan, apa yang dilakukan Fadly Amran bersama kepala daerah penerima AK-PWI 2022 lainnya, diharapkan menjadi motivasi bagi pemerintah daerah lainnya di Indonesia dalam menumbuhkembangkan kebudayaan di daerah masing-masing.
"Penganugerahan AK-PWI merupakan apresiasi dari kawan-kawan pers bagi kepala daerah yang telah mengangkat tema kebudayaan dalam pembangunan di daerahnya. Banyak cara yang bisa dilakukan. Intinya adalah dengan cinta dan kasih sayang, dengan pola dan cara yang berbeda di masing-masing daerah sesuai kulturnya," ungkap M. Nuh.
Sementara itu Ketua PWI Pusat, Atal S. Depari, mengatakan, penerima AK-PWI adalah orang-orang hebat dalam mempertahankan kebudayaan di daerahnya. Negara menjadi super power dengan hanya kebudayaannya. Contohnya adalah kehidupan gotong royong yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang patut untuk terus dilestarikan.
"Dengan penghargaan AK-PWI ini, kita harapkan bisa menginspirasi kepala daerah lain. Penghargaan ini adalah salah satu bentuk sinergitas antara pers dan pemerintah. Peran pers sebagai pencerah bagi masyarakat, misinya sama dalam membudayakan kebudayaan itu sendiri," ujarnya.
Dialog Kebudayaan yang dilaksanakan PWI Pusat tersebut, juga dihadiri pengurus PWI se-Indonesia. Dalam Dialog Kebudayaan ini, Wako Fadly Amran didampingi oleh Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus dan Dewan Kehormatan PWI Sumbar Basril Basyar.
(Do)
Komentar