Penulis: cigus/Lex | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG PANJANG - Selain intensitas hujan yang deras, banjir yang melanda sejumlah lokasi di Padang Panjang pada Jumat (25/2) lalu, ditengarai oleh banyak hal. Salah satunya adanya drainase yang diperkecil dimensinya sehingga tidak mampu menampung debit air yang membesar.
"Ini terjadi karena intensitas volume hujan cukup tinggi, ditambah lagi dengan menyusutnya lahan serapan air akibat bangunan baru. Sehingga drainase yang ada, tidak bisa menampung air yang datang. Bahkan ada, dimensi drainase telah diperkecil untuk kebutuhan bangunan penduduk, tempat usaha, dan tempat ibadah. Ada pula ditemukan drainase yang ditutup habis. Sehingga air tidak bisa masuk dan berakibat air mencari jalan keluar dari saluran," ungkap Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kota Padang Panjang, Alvi Sena, M.T., Ahad (27/2).
Selain itu, tambah Alvi, tim yang bertugas juga menemukan berbagai jenis sampah yang dibuang ke saluran air. Sehingga menyumbat saluran drainase.
Baca Juga
- Jembatan Gantung Pelangai Gadang Pessel Bakal Diperbaiki Tahun 2025
- Rusak Dilanda Banjir, Dinas PUTR Pessel Perbaiki Jembatan Lubuk Nyiur Batang Kapas
- Relokasi Warga Terdampak Banjir Lahar Marapi, Gubernur Sumbar: Koordinasi Lintas Sektor Diperkuat
- Perbaikan 8 Jembatan Gantung di Pessel yang Rusak Akibat Banjir Masuk Tahap Verifikasi Teknis
- Disapu Banjir, Ratusan Hektar Sawah di Dusun Koto Talago Gunung Sawahlunto Gagal Panen
"Sampah yang kita temukan ini tidak sedikit. Sudah terlalu banyak di dalam drainase. Padahal kami setiap bulannya rutin membersihkan drainase ini. Namun masih ada juga orang-orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah ke dalamnya," katanya.
Dikatakan lagi, tim membersihkan drainase bukan hanya karena setelah banjir saja, melainkan secara rutin.
"Pembersihan drainase untuk satu saluran itu, butuh waktu lama membersihkannya. Contoh saluran bancah, 12 hari menuntaskan. Tapi penuh oleh sampah, sebentar saja. Dalam 2-3 hari kembali penuh," tukasnya.
Alvi mengimbau agar hal ini tidak terjadi lagi. Warga diminta mencintai lingkungan dengan cara tidak mengubah bentuk dan fungsi saluran. Tidak membuang sampah sembarangan. Serta mengusahakan membuat lubang biopori di halaman rumah, sehingga air bisa terserap ke dalam tanah.
"Selanjutnya, budayakanlah gotong royong lingkungan, agar lingkungan kita selalu bersih dan senantiasa sehat. Jika ini kita lakukan, insyaa Allah tidak akan banjir lagi Kota Padang Panjang ini," tutupnya. (cigus/Lex)
Komentar