SKA Aie Tawa, Apoteknya Ubek Paik di Padang Panjang

Penulis: ANDES MARADONA | Editor: Marjeni Rokcalva

DUA mesin blender menyala sekaligus. Satu berisi daun kacang tujuh, dan yang satu lagi berisi daun banto. Di meja lain ada satu mesin juicer yang lagi memeras labu air atau kundur batang. Di sampingnya satu mesin pemeras tebu yang menyala memekak telinga. Di meja lain ada dua periuk berisi rebusan akar dan rempah-rempahan.

Begitulah pemandangan setiap hari di warung SKA Ubek Tawa, yang terletak di Jalan Prof. M. Yamin, Kelurahan Pasar Usang, Kecamatan Padang Panjang Barat.

Di warung SKA ini, menjual berbagai jus untuk pengobatan dari bahan alami. Seperti labu air, daun banto, daun kacang tujuh. Selain itu ada rebusan akar tebu hitam, mentimun, bengkuang, jahe, rebusan rempah dan rebusan bahan lainnya yang dipercaya berkhasiat untuk berbagai pengobatan. Berbagai macam ramuan Ubek Tawa (obat tawar) dan Ubek Paik (obat pahit) tersedia di sini.

Syahriyeni, pemilik warung menyampaikan, SKA merupakan singkatan Semua Karena Allah. "Atas izinNya kami mendapat berkah dari berjualan ini. Berawal dari pengetahuan resep obat tradisional turun-temurun dari orang tua yang memang suka membuat obat tradisional," sebutnya.

Dibantu beberapa anggota keluarga lainnya, Yeni berjualan sejak 2017 lalu. Warung yang dibuka dari jam 09.00 pagi sampai jam 09.00 malam ini, menyediakan berbagai macam ubek.

Di masa pandemi seperti saat ini, pembeli di warungnya pun semakin ramai. Dengan berbagai khasiat yang dimiliki, rata-rata ia menjual dagangannya ini dengan harga Rp 12.000, per bungkus. Ia pun mampu meraih omzet hingga Rp 7 juta dalam sehari. Namun di hari biasa, ia dapat meraih omzet Rp 2-3 juta.

"Pengolahannya alami dan sederhana. Tanpa ada campuran bahan kimia. Kita hanya memakai campuran alami seperti madu dan gula aren," ungkapnya.

Dijelaskannya, campuran air kelapa muda dan air daun kacang tujuh dengan daun banto yang diblender, untuk obat demam, panas dalam dan sakit kepala. Rebusan akar, rebusan jahe, seledri dicampur asam, untuk pegal-pegal, masuk angin, asam urat dan tensi.

Selain itu, ubek tawa dan ubek paik di tempatnya, juga untuk mengobati penyakit flu, batuk, ambeien, asam lambung, sakit tenggorokan dan lain-lain.

Yeni mengaku, dalam sehari bisa menghabiskan 8 kg daun kacang tujuh, puluhan buah labu air. Beberapa bahan baku ini didapat dari petani lokal di Kelurahan Kampung Manggis. Sebagian dari daerah tetangga di Nagari Paninjauan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.

Pengunjung warung pun tidak hanya berasal dari kalangan tua saja, namun juga anak muda. "Jenis pesanan kami sesuaikan dengan kondisi pasien. Seperti kundur batang, tidak boleh buat ibu hamil. Setelah ini, kami juga akan menyediakan delivery order untuk memudahkan pembeli," katanya.

Pembeli tinggal menyampaikan keluhan penyakit, pihaknya dengan telaten akan menyiapkan jus dan ramuan sebagai obatnya.

Anda perlu mencobanya, agar merasakan khasiatnya. Saat membeli, jangan lupa keraskan suara anda, agar tidak kalah dengan bunyi blender yang saling menyapa.

(ANDES MARADONA)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru