Penulis: ET | Editor: Medio Agusta
PADANG - Universitas Negeri Padang menyelenggarakan kuliah umum dengan tema "Mempersiapkan Sumber Daya Unggul melalui Transformasi PTNBH" yang dilaksanakan di Auditorium Kampus UNP Air Tawar Padang pada Selasa (8/3). Kegiatan kuliah umum ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA yang juga Ketua Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Sepuluh November.
Ketika membuka Kuliah Umum yang dihadiri oleh pimpinan universitas, senat akademik universitas, pimpinan fakultas, jurusan, program studi, pimpinan lembaga, pimpinan UPT, Rektor Universitas Negeri Padang Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan bahwa narasumber kuliah umum adalah Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA yang merupakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika UNP memperoleh pembangunan 11 gedung dengan dana IDB.
Lebih lanjut Rektor Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan setiap masa ada pemimpinnya, dan setiap pemimpin ada masanya dan untuk itu kita pimpinan harus bersinergi dalam menghadapi tantangan Universitas Negeri Padang sebagai PTNBH.
Baca Juga
- Plt Gubernur Sumbar Berikan Kuliah Umum di Unsri Palembang
- Mahasiswa Departemen Basindoda FBS UNP Ikuti Kuliah Umum Inovasi Pengajaran BIPA
- Mahasiswa Program Doktor IKB FBS Universitas Negeri Padang Ikuti Kuliah Umum Artificial Intelligent
- UNP Gelar Kuliah Umum Pengembangan Karir Dosen Bersama Direktur SDM Ditjen Dikti
- Departemen BSID FBS UNP Gelar Kuliah Umum Bertajuk Pembelajaran Bahasa di Era Digital
"Universitas Negeri Padang memiliki target dapat masuk sebagai perguruan tinggi 800 atau 1000 Universitas Terbaik di Dunia dan itu harus menjadi target untuk dua tahun ke depan," tambah Rektor Prof. Ganefri, Ph.D.
Menurut Rektor Prof. Ganefri, Ph.D., Universitas Negeri Padang harus menghasilkan lulusan yang berkualitas dan untuk itu diperlukan para pemelajar dan pembelajar yang lincah, kreatif, dan berkualitas.
"Untuk itu, kita para pimpinan harus melakukan perubahan dengan cepat dan dengan memanfaatkan sistem yang dimiliki dan harus bersama-sama untuk memikirkan peningkatan penyelenggaraan tridarma di setiap unit, program studi, jurusan, fakultas/program pascasarjana," tambah Prof. Ganefri, Ph.D.
Narasumber Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam kuliah umum tersebut mengemukakan bahwa PTNBH tersebut berkaitan dengan tiga hal yakni otonomi, otoritas, dan ekonomi.
"Untuk kejayaan Indonesia 2045, perlu membangun narasi optimisme dan kekitaan. Dan kaitannya untuk UNP sebagai PTNBH perlu membangun cara berpikir dari konsep saya menjadi kami, dan kami menjadi kita," tambah Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA yang merupakan Ketua Majelis Wali Amanat ITS, Ketua Badan Wakaf Indonesia, Ketua Dewan Pers, dan Rois Syuriyah PBNU.
Lebih lanjut kata Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, bahwa bonus demografi anak-anak usia produktif yang puncaknya tahun 2035 perlu dikelola dan diperhatikan tiga aspek yakni aspek pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kapita (ekonomi).
"Teknologi digital sangat penting dikuasai dan tidak bisa lagi dielakkan, transformasi teknologi digital sangat penting di Universitas Negeri Padang yang berstatus PTNBH. Transformasi teknologi digital sangat penting di perguruan tinggi seperti UNP," tambah Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA.
Pada kesempatan itu, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA juga mendorong Universitas Negeri Padang harus melakukan mitigasi akademik besar-besaran baik untuk mahasiswa dan pendidikan di Universitas Negeri Padang dan maupun untuk pendidikan di sekolah-sekolah di Sumatera Barat.
"Ketika Universitas Negeri Padang berpindah dari PTN BLU menjadi PTNBH sangat menjadi berarti terutama kepemimpinan yang harus menyadari kemampuan dan mau secara berkelanjutan untuk belajar," jelas Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA.
Ditambahkan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, Universitas Negeri Padang tentu bisa melakukan percepatan melampaui perguruan tinggi yang sudah maju yang sudah ada dan harus melakukan transformasi.
"Modal utama konvergensi di Universitas Negeri Padang adalah kerukunan dan kompak karena jika terjadi pertengkaran akan mengalami tiga kerugian yakni kehilangan energi, kehilangan kesempatan, dan kehilangan keberkahan. Jadi pilar MWA, SAU, Rektorat harus rukun dan kompak," tambah Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA. (ET)
Komentar