Penulis: Medio Agusta
PADANG -Dukungan kebebasan menjalankan ibadah muslim Uighur di Xinjiang terus disuarakan dunia. Amnesty International menyebut etnis Uighur menghadapi deskriminasi dan pembatasan dalam menjalankan ibadah.
Represi dan diskriminasi terhadap muslim Uighur di Xinjiang semakin menjadi sorotan. Sejumlah tokoh turut menyuarakan dukungan kepada muslim Uighur. Salah satunya pemain bola kelas dunia Mesut Ozil. Sejumlah organisasi masyarakat berbasis Islam pun turut menggaungkan dukungan.
Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur Seyit Tumturk dalam kunjungannya beberapa waktu lalu ke kantor Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Jakarta mengungkapkan, selama tiga tahun Pemerintah Cina telah mengingkari keberadaan kamp yang mengurung jutaan orang Uighur di Xinjiang, mereka didiskriminasi dan dilarang beribadah.
Baca Juga
- Audiensi ke Kementerian ATR BPN RI Bupati Pessel Paparkan Konsep Compact City
- ACT Pasbar Ajak Jadi Agen Qurban Bisa Dapat Penghasilan Tambahan
- ACT Terima Penghargaan dari Raja Kabuntaran Talu Tuanku Bosa XV
- ACT Bangun Kembali Masjid Raya Kajai yang Runtuh Akibat Gempa Pasbar
- Ramadhan, Para Dermawan Bersama ACT Padang Jangkau Tigaribuan Penerima Manfaat
"Pemerintah Cina mengakui adanya kamp rehabilitasi dan kamp pendidikan, ini adalah suatu bukti adanya kamp tersebut," kata Tumturk melalui penerjemah Kamis (28/11) lalu.
Sejauh ini, Tumturk menjelaskan, Majelis Nasional Turkistan TImur telah mencari dukungan sejumlah pihak, termasuk di Indonesia. Ia juga amat berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang memberi dukungan moral berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Cina di Jakarta Desember 2018 lalu.
Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin mengatakan, sebagai lembaga kemanusiaan, ACT akan selalu mendukung Uighur melalui ranah kemanusiaan. Sejauh ini, ACT mengedepankan sejumlah program-program untuk mendukung kehidupan Muslim Uighur, terutama diaspora dan anak-anak yatim Uighur.
Sepanjang tahun 2019 lalu antara lain, bantuan musim dingin, bantuan pangan, dan pakaian muslim di Turki, bantuan pendidikan untuk sejumlah anak-anak Uighur yang bersekolah di luar negeri.
"ACT sebagai lembaga kemanusiaan, memberikan dukungan berupa bantuan kemanusiaan. Mudah-mudahan bantuan ini bisa menjadi penyemangat hidup untuk saudara-saudara kami Uighur, serta membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi kemanusiaan," terang Ahyudin.
Med/rel
Komentar