Penulis: YN | Editor: Medio Agusta
Padang Pariaman -- Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menggelar Workshop Sejarah dan Tradisi di daerah itu, Rabu (8/6) kemaren di Padang.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah guna mengembalikan kepedulian generasi muda terhadap sejarah dan budaya di daerah itu.
Rasa keprihatinan dengan keberadaan generasi muda dewasa ini, yang kurang peduli sejarah perjuangan bangsa dan melupakan tradisi dan budaya. Mengharuskan Pemerintah Daerah untuk melakukan upaya dan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya.
Seperti mengadakan festival seni dan budaya, pelatihan dan workshop serta menjadikan sejarah dan budaya sebagai mata pelajaran wajib di sekolah.
Terkait hal ini, Bupati Suhatri Bur berkesempatan membuka secara resmi Workshop Sejarah dan Tradisi Kabupaten Padang Pariaman yang mengusung tema "Mewujudkan generasi muda yang peduli sejarah dan tradisi daerah setempat," Kegiatan tersebut diikuti oleh generasi muda dan kaum milenial dari berbagai organisasi dan komunitas yang ada di daerah itu.
Menurut Suhatri Bur kegiatan tersebut sangat penting, artinya dalam mewujudkan Visi Padang Pariaman Berjaya. Generasi muda sekarang terlena dan tergila-gila dengan game online, film dan sinetron bergaya barat serta dunia mistik.
Sehingga, mereka tidak ada minat sedikitpun untuk memahami dan mempelajari sejarah dan tradisi. Kondisi inilah yang mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan upaya dan fasilitasi bagi generasi muda untuk memahami sejarah dan tradisi setempat.
"Anak muda sekarang kena penyakit kegilaan karena senang bermain game dan menonton film yang tidak pantas. Di otak mereka hanya ada cerita-cerita sinetron cinta dan mistik. Film-film tersebut menjadi cerita menarik, ketimbang memberikan solusi dari persoalan lingkungan yang membelit masyarakat. Apalagi memberikan solusi bagi persoalan kenegaraan dan kebangsaan, bagai jauh panggang dari api," sebut Suhatri Bur.
Ia menegaskan, generasi muda sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan di negara ini, harus berani tampil ke depan dan bergerak untuk hal-hal yang positif.
"Generasi milenial harus mampu menjadi pelopor Padang Pariaman Berbudaya, yang merupakan salah satu kata kunci dari Visi Pembangunan Padang Pariaman Berjaya. Yakni dengan memberikan pencerahan dan keteladanan bagi lingkungan, serta berbuat yang terbaik untuk masyarakat, bangsa dan agama" Suhatri Bur berharap.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dewasa ini, semua bisa dilihat dan didapatkan dari handphone. Dampaknya akan mengakibatkan anak muda lalai dan lupa dengan sejarah, bahkan mau meninggalkan tradisi dan budaya leluhurnya.
"Karena itu, diperlukan perhatian serius dari Pemerintah Daerah dan Nagari serta para orang tua. Untuk kembali memprogramkan kegiatan yang bernuansa sejarah dan tradisi. Serta memutar film-film yang menggambarkan sejarah kepahlawanan dan kebudayaan. Sehingga pada diri generasi muda, akan timbul rasa cinta tanah air dan bangga dengan budaya dan tradisi leluhurnya," sebut dia.
Sementara itu, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Anwar mengatakan, kegiatan workshop ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 8 sampai 10 Juni 2022 di Hotel Mercure Padang. Peserta workshop terdiri dari generasi muda sebanyak 60 orang, yang berasal dari utusan karang taruna, duta budaya, duta wisata dan duta GenRe serta kelompok komunitas yang ada di daerah.
Ia mengatakan, bahwa dasar dari pelaksanaan Workshop Sejarah dan Tradisi ini adalah Undang-Undang no. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Undang-Undang no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
"Sebagai nara sumber pada workshop ini, selain Bupati Padang Pariaman. Juga berasal dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat, Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat dan Akademisi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang serta Niniak Mamak dari LKAAM Kabupaten Padang Pariaman" tutup Anwar. (YN)
Komentar