Penulis: Yus | Editor: Medio Agusta
BUKITTINGGI - Wakil Wali Kota Bukittinggi Marfendi bersama Nurna Eva Karmila Marfendi, hadiri dan turut memberikan motivasi kepada masarakat pada kampanye pentingnya memberikan ASI ekslusif kepada bayi.
Kompanye yang bertajuk sosialisasi pemberian ASI eksluif itu,digelar Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Sumbar dan Bukittinggi Peduli ASI (BPA) dalam rangka memotivasi pengunjung dan warga Bukittinggi untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi.
Kegiatan ini dilaksanakan di Pelataran Taman Jam Gadang, Minggu (19/06).
Baca Juga
- Pjs Wako Bukittinggi Bentuk Tim Terpadu Penegakan Tertib Sosial-Pencegahan Judi Online
- Untuk Memanjakan Wisatawan di Bukittinggi, Pjs Wali Kota Launching Info Wisata Berbasis Digital
- Pjs Wako Hani S Rustam Launching Portal TokoUMKM Bukittinggi
- Tingkatkan Kemampuan Literasi Anak, Kadivpas Sumbar Dwi Nastiti Launching E-Library Di LPKA
- Pemko Bukittinggi Gelar Gebyar Pelayanan Dukcapil Prima
Wawako Marfendi sepakat menyebut pemberian ASI oleh ibu kepada bayi merupakan ibadah yang tidak ternilai harganya. ASI tidak bisa digantikan dengan produk susu formula manapun,katanya.
"ASI sangat menentukan tumbuh kembang anak. Anak-anak yang mendapatkan ASI secara ekslusif akan tumbuh dan memiliki kepribadian yang berbeda dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkannya. Oleh karena itu Pemko Bukittinggi bersama ibu-ibu Pokja 4 PKK siap mendukung upaya sosialisasi ini. Semoga angka stunting di Kota Bukittinggi juga dapat segera diturunkan semaksimal mungkin," Ujar Marfendi.
Selain memotivasi pengunjung jam gadang dengan orasi seputar ASI, juga digelar konsultasi gratis seputar ibu dan anak, pemberian dukungan berupa tandatangan, dan tips menyiapkan makanan pendamping ASI.
Sementara dr. Metrizal, salah satu dokter spesialis di Kota Bukittinggi,juga memberikan motivasi kepada para ibu-ibu dan menyampaikan,agar ASI ekslusif diharapkan kepada bayi minimal selama enam bulan, setelah itu baru berikan makanan pendamping yang sehat dan bergizi,jelasnya.
"Dalam Islam, itu harus dilakukan. Manfaatnya besar, bayi tumbuh kembangnya sempurna, dan bayi akan cerdas. ASI adalah makanan paling nomor satu, mengandung zat pangan cukup, dan belum mampu dibuat tandingannya oleh manusia," ujarnya.
"Sebagian besar penderita kanker payudara, kanker rahim yang datang konsultasi ke kami, itu disebabkan juga karena mereka tidak memberikan ASI kepada bayinya," lanjut Metrizal.
Senada, dr. Rahmi Yetti, dokter spesialis anak, menjelaskan, ASI, merupakan anugrah terindah di dunia, semoga ibu dan ayah kompak mendukung agar ASI ekslusif terealisasi sampai anak berusia 2 tahun.
Kegiatan yang digelar AIMI Sumbar dan BPA ini merupakan kampanye promosi dan edukasi menyusui, pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) serta pencegahan stunting. Selain itu, juga sebagai momen peringatan dan refleksi 7 Tahun AIMI SUMBAR dan 5 Tahun BPA hadir untuk masyarakat.
"Aksi ini adalah cara kami sebagai organisasi non profit berbasis relawan yang fokus sebagai kelompok pendukung ibu menyusui, untuk terus mengajak semua pihak agar terus memberikan dukungannya mengkampanyekan standar emas makanan bayi di Sumatera Barat. Yaitu dimulai dari Inisiasi Menyusu Dini, Menyusui Eksklusif sampai 6 bulan, dilanjutkan MPASI gizi seimbang berbasis makanan keluarga dan menyusui terus sampai 2 tahun.
Menyusui lebih dari sekedar memberikan ASI dan nutrisi. Proses menyusui ini memberikan dampak tidak hanya secara kesehatan, juga secara sosial, bahkan ekonomi. Mendukung menyusui bisa menjadi cara paling mudah dan murah untuk menyelamatkan generasi emas kita khususnya di Ranah Minang" jelas Ketua AIMI Sumbar, Sri Farmala Susi.
Dijelaskan Susi, hasil penelitian Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 menunjukan data cakupan ASI eksklusif di Sumatera Barat 62,4 persen. Sedangkan untuk Kota Bukittinggi menurut data Dinas Kesehatan tahun 2020 berada di angka 68,47 persen. Angka ini masih jauh dari target nasional 80 persen.
"Pemerintah harus terus berusaha terus meningkatkan cakupan ibu yang menyusui secara eksklusif, dengan terus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menyusui, meningkatkan jumlah konselor menyusui yang kompeten, serta mengembangkan regulasi untuk mendukung keberhasilan menyusui," tegasnya.
Aksi yang dilaksanakan ini, kata Susi, adalah kampanye terbuka yang menjadi sarana advokasi, edukasi dan promosi bagi masyarakat Kota Bukittinggi.
Pada kesempatan ini masyarakat juga bisa melakukan konseling menyusui secara gratis bersama konselor AIMI dan BPA, dan ikut komitmen bersama dengan membubuhkan tandatangan.
"Acara ini dapat terselenggara berkat dukungan berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Pemerintah Kota Bukittingi dan jajarannya. Serta semua sponsor yakni Bank Nagari, Paviliun Hotel Bukittinggi, Wardah dan Paragon, serta Martinature. Terima kasih juga kami ucapkan untuk perwakilan organisasi profesi, organisasi pemerintah dan non pemerintah serta masyarakat yang turut hadir mendukung kegiatan ini. Kita dukung ibu menyusui dan memberi MPASI sesuai standar emas untuk cegah stunting demi generasi berkualitas," pungkas Susi.
fMega Purnama Sari, Pengurus Komunitas Bukittinggi Peduli ASI (BPA) menyampaikan bahwa Tahun 2022 ini cseluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat menjadi lokus stunting untuk dilaksanakan aksi konvergensinya, termasuk Kota Bukittinggi.
"Sebagai ikon daerah dengan Jam Gadang-nya, aksi ini diharapkan menjadi momentum komitmen bersama keberpihakan semua pemangku kepentingan khususnya di Kota Bukittinggi dan sekitarnya dalam mencegah stunting khususnya pada fase 1000 hari pertama kehidupan. AIMI dan BPA siap berkolaborasi dengan pemerintah," ujarnya.
( Yus).
Komentar