Penulis: MR | Editor: Marjeni Rokcalva
BALI - Kunjungan hari terakhir, Rabu (10/8/2022) di Pulau Dewata Bali, 50 pelaku Ekonomi Kreatif (Ekraf) Sumbar dalam rangka studi tiru dipusatkan di tiga lokasi. Sejak pagi, dua bus yang membawa rombongan sudah bergerak menuju lokasi kefiga lokasi.
Lokasi pertama yang dkunjungi yakni Cok Konfeksi. Lokasi ini merupakan unit usaha pertama dari gurita bisnis pusat oleh-oleh berlabel Krisna yang dipunyai pengusaha terkenal Pulau Bali, Gusti Ngurah Anom yang juga lazim dipanggi Aji Cok. Layaknya, sebuah usaha konfekse, disini rombongan melihat langsung bagaimana proses pembuatan baju-baju akan diberi merk oleh tangan-tangan trampil, dimulai dari desain merk yang akan disablon hingga proses akhir dilakukan dipandu supervisor Cok Konfeksi, MB Indah.
MB Indah dan tim juga memandu dan memberi penjelasan bagaimana awal mula bisnis ini dibangun Aji Cok di tahun. Cok Konfeksi ini, kini menjadi pusat garmen terbesar yang berada di Bali dengan tenaga jahit yang handal dan proses produksi yang cepat dan terjamin. Usaha ini dulunya dirintis di tahun 1990 dengan menyewa sebuah tempat ukuran 6 X 7 meter yang terletak di depan Art Centre Denpasar dengan harga sewa Rp 1.250.000 per tahun. Namun, dengan kegigihannya, usaha ini kemudian menjadi besar. Perlu perjuangan dan kerja keras untuk membesarkan usaha Konfeksi yang baru dirintis Anom. Butuh waktu 6 tahun disertai usaha yang ekstra keras untuk membangun Cok Konfeksi menjadi sebuah usaha yang sehat dan menguntungkan.
Foto bersama di Pabrik Pie Susu Dewata Agung.Usai dari Cok Konfeksi, perjalanan dilanjutkan ke sentra makanan Pie Susu Dewata Agung yang dirintis seorang anak muda lulusan pesantren bernama Mukram Ibrahim di Jalan Letda Kajeng No.2, Dangin Puri Klod, Kec. Denpasar Timur Kota Denpasar, Bali. Mukram sendiri merupakan Pengusaha muda berdarah Makassar nan muslim. Sebelum melihat proses produksi, ia memberikan dua tips utama dalam berusaha. Yakni, yakin dan sedekah. Ia menyebutkan, sebelum membuka usaha kuliner ini, sempat dulu menjadi pedagang Pie susu. Dari sini ia berfikir, bagaimana bisa memiliki usaha sendiri dan menjualnya.
Baca Juga
Menariknya, ia juga memberikan tips bagaimana menjual produk dengan menggunakan perangkat teknologi dan media sosial. Dan kepada rombongan ia melakukan salah satu cara pemasaran dengan menggelar kuis membuat ulasan di google map di lokasi miliknya bernama Pie Susu Dewata Agung. Kepada peserta disialhakan membuat ulasan setelah mencicipi Pie yang disajikan.
Cara ini merupakan cara jitu dalam pemasaran sebuah usaha. Karena di jaman teknologi canggih ini, orang sering mencari sesuatu di google map. Dan ketika ingin melihat lebih dalam, orang juga akan melihat rekomendasi orang terdahulu yang berkunjung ke sebuah lokasi dan ini sebuah cara jitu dalam pemasaran produk, dan gratis lagi.
"Jadi, bila membuat usaha, jangan lupa memasukkan alamat usaha anda di google map. Tampaknya sepela,tap ini bisa sangat membantu, jitu dan gratis lagi," kata Mukram sambil tersenyum.
Rombongan Pelaku Ekraf Sumbar foto bersama di Tanah Lot Tabanan Bali.Setelah berkunjung ke Pai Susu Dewata Agung, usai makan siang, rombongan melanjutkan perjalanan ke lokasi wisata terkenal di dunia melihat Pura Suci di Tanah Lot. Lokasi wisata yang terletak di Kabupaten Tabanan Bali.
Pura Tanah Lot adalah salah satu Pura yang sangat disucikan di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan.
Menurut sejarah Tanah Lot berdasarkan legenda Dang Hyang Nirartha yang memindahkan batu karang (tempat bermeditasinya) ke tengah pantai dengan kekuatan spiritual. Batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang artinya batukarang yang berada di tengah lautan.
Keunikan Tanah Lot ini adalah berdiri pura di atas bongkahan batu karang sehingga menjadi panorama alam yang indah dan unik.Objek wisata yang satu ini tepatnya terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Tanah Lotyang terletak tidak jauh dari Ibukota Bali, Denpasar yang bisa ditempuh dalam satu jam perjalanan. Disarankan datang ke tempat wisata Tanah Lot ini sekitar jam 4 sore sampai 5 sore ( 16:00 -- 17:00 ). Selain bisa menikmati wahana yang tersedia di Tanah Lot, di jam segitu kamu juga bisa menikmati indahnya matahari terbenam.
Usai melakukan serangkaian kunjungan, dalam bincang santai Anggota DPRD Sumbar Jasma Juni (JJ) Dt. Gadang bersama PLT Kabid Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Sumbar, Ricky Suryadi menyampaikan kepada seluruh rombongan bisa memetik pelajaran berharga dari Pulau Bali dengan ekonomi kreatifnya bisa menjadi maju dan mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) yang begitu besar. Kabupaten Badung Bali saja, setiap tahun bisa mendapatkan PAD hingga 4 triliun setiap tahun, meski saat Covid-19 menurun hingga separohnya.
"Coba bandingkan dengan Kabupaten Padang Pariaman yang sampai saat ini belum bisa menyentuh angka 1 triliun (yakni dikisaran 800 hingga 900 miliar pertahun). Jadi, ini tantangan bersama bagaimana menambah penghasilan daerah dan pelaku Ekraf Kabupatan Padang Pariaman dan Kota Pariaman hendaknya mengambil peran dalam peningkatan PAD," katanya.
JJ Dt Gadang juga berpesan, ke depannya pelaku Ekraf Padang Pariaman dan Kota Pariaman, bersama-sama memikirkan bagaimana membangun ekonomi berbasis kerakyatan dengan mengedepankan ekonomi kreatif, apalagi Pemprov Sumbar sudah mencanangkan program Gerakan 100 Ribu Wirausaha baru di Sumbar.
"Ini peluang dan tantangan. Untuk itu, timulan-stimulan ekonomi harus dimunculkan dan didorong secara maksimal di nagari-nagari. Sehingga ekonomi bisa bangkit di seluruh nagari. Dan itu, tugas bersama pemerintah, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat," ujar anggota Komisi III DPRD Sumbar dari Fraksi Gerindra ini. (MR)
Komentar