Penulis: tata/vebby | Editor: Marjeni Rokcalva
DI BAWAH rindangnya pohon besar, berdiri sebuah kontainer yang tidak terlalu besar. Di depan dan di sampingnya, banyak orang mengantre. Bukan untuk berdemo, melainkan menunggu pesanan minuman yang diinginkannya siap untuk disajikan.
Kontainer untuk berjualan seluas 2 x 1 itu, menyediakan beragam jenis minuman kekinian. Merek dagangnya "Capcin Cetar", milik Rika (38), warga Guguk Malintang RT 3 Kota Padang Panjang, Sumbar.
Rika mengaku, jualannya ini berawal dari keisengan karena tidak ada kegiatan. Cappucino cincau (capcin) ini berdiri pada 2013. Awalnya menggunakan gerobak kayu, ia berjualan di depan rumah. Pada 2021, Rika memutuskan membuat etalase dari kontainer di lokasi sekarang ini, persis di seberang Kantor Dinas Kesehatan atau di seberang kanan Masjid Taqwa Muhammadiyah.
Dari awal memulai usaha, Rika hanya mempromosikan dagangannya dengan orang terdekat. Karena banyak peminat, maka tersebar luaslah dagangannya hingga penjuru Padang Panjang. Tidak hanya di Padang Panjang, capcin ini juga sudah terkenal sampai adanya jasa titip (jastip) ke Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.
"Bapak Wali Kota, Fadly Amran termasuk pelanggan Capcin Cetar. Beliau sering singgah ke sini bila ada acara di Masjid Taqwa. Pilihan menu favoritnya capcin rasa coklat," cerita Rika.
Di kedainya ini, Rika menyediakan beragam pilihan rasa. Di antaranya cappucino cincau dikombinasikan dengan boba, keju, choco chips, dan whipped cream. Untuk harga, Rika menetapkan Rp10 ribu saja. Namun akibat naiknya harga bahan pokok akhir-akhir ini, Rika pun menaikkan harga menjadi Rp12.000.
Omzet yang diperoleh dalam sehari, bisa mencapai lebih kurang Rp2 juta. Namun tatkala cuaca mendung atau hujan, ia hanya mendapat omzet sekitar Rp1 juta saja.
Apa rahasia dagangannya bisa laris? Kata Rika, dirinya menggunakan bahan yang masih fresh dan segar. "Sehingga pelanggan pun melihatnya merasa puas dan kita yang melihatnya merasa senang," katanya. (tata/vebby)
Komentar