Penulis: MR | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG - Kandungan mineral aluminasilika dalam tanah napa (batu napa) merupakan material alam yang bernilai komersial sangat tinggi. Karena kegunaanya sangat luas, seperti filler material, coating material, industri keramik, industri karet, industry cat, industri plastic, industri fiberglass, industri semen dan sebagai sumber alumina (Al2O3) dan silika (SiO2).
Hal itu disebutkan Prof. Dr. Mawardi, M.Si, saat menyampaikan pidato ilmiah bertajuk, Potensi Tanah Napa Sumatera Barat Sebagai Sumber Material Berbasis Alumina Silika.ketika dikukuhkan jadi Guru Besar Ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP), Sabtu (24/12/2022). Pengukuhan ini dilakukan bersamaan dengan pengukuhan empat guru besar lainnya dari berbagai disiplin ilmu di UNP.
Disebutkan Mawardi, topik yang diangkat merupakan hasil dari serangkaian penelitian terhadap potensi tanah napa yang cukup besar di Sumbar.
Baca Juga
"Bila dulu Tanah Napa (TN) sebutan masyarakat Sumatera Barat untuk sejenis material alam yang sering digunakan sebagai obat sakit perut dan diare, dengan cara dimakan setalah dipanaskan, ternyata material alam ini sangat baik sebagai bahan pencampur aneka industri kimia yang bernilai ekonomis tinggi, seperti semen, industri karet, cat dan sebagainya," ujar Mawardi.
Hasil penelitian awal, katanya, analisis komposisi tanah napa dengan teknik X-ray Fluorescence (XRF) di dua laboratorium berbeda (Lab. PT. Semen Padang dan Lab. Kimia UNP), diperoleh data komposisi tanah napa, yaitu SiO2, Al2O3, K2O, CaO, MgO dan Fe2O3. Hasil karakterisasi mineral tanah napa memberikan informasi bahwa mineral tanah napa, adalah kelompok mineral aluminasilikat, terutama berupa mineral kaolinit, pada sebagian lokasi ditemukan mineral, alumina, zeolit dan kuarza.
"Cadangan mineral ini cukup melimpah di daerah Kabupaten Tanah Datar, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pesisir Selatan dan Sumatera Barat umumnya," katanya.
Khusus untuk industri Portland Composite Cement yang dikenal semen PCC merupakan varian baru dari semen komersial yang sifatnya mirip dengan semen portland pada umumnya, namun kualitasnya lebih baik ramah lingkungan dan murah, penambahan tanah napa memberikan hasil, bahwa semen PCC memenuhi standar semen yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia, SNI 7064, 2016.
"Jadi, sekali lagi, bila mineral aluminasilika ini dimanfaatkan dengan baik dan dikomersialkan, mineral ini bernilai komersial sangat tinggi dan jelas bisa menambah pendapatan bagi negara dan daerah penghasilnya," kata Kepala LP2M UNP ini dalam sidang terbuka Senat Akademik UNP yang dihadiri Rektor Prof.Ganefri, Ph.D dan dan Ketua Senat Akademik Prof.Dr. Sufyarma M di Auditorium UNP.
Biodata RingkasProf. Dr. Mawardi, M.Si dilahirkan di Panampuang Kabupaten Agam, Sumbar, 23-11-1961. Usai menyelesaikan kuliah S1 bidang Pendidikan Kimia di IKIP Padang (sekarang UNP) di tahun 1988, ia kemudian di tahun 1993 melanjutkan kuliah S2 di Universitas Gajah Mada dan selesai tahun 1997.
Kemudian Mawardi melanjutkan kuliah doktoral (S3) dengan keahlian Kimia Analitik di Universitas Indonesia, selesai tahun 2008, dengan disertasi dengan promotor Prof. Dr. Soleh Kosela, Prof. Dr. Edison Munaf, dan Dr. Widayanti Wibowo, berjudul, Kajian biosorpsi ion-ion logam berat oleh biomassa alga hijau spirogyra subsalsa.
Puluhan penelitian yang sudah dilakukan dan sudah dipubilkasikan di berbagai jurnal ilmiah internasional dan nasional. Ia juga sering menjadi pemakalah dalam seminar nasional dan internasional di dalam dan di luar negeri.
Anak dari Anwar Panduko Sati (alm) dan Hj. Djusma mempuyai empat orang anak hasil pernikahan dengan istrinya, Dra. Asra, M.Pd yang juga seorang guru SLTA di Padang. Ketiga anaknya, yakni Mu'ammar Irfan Mawardi, S,Si, dr. Nadiya Ulfa Mawardi, Fadhlurrahman Mawardi, S.Si dan Muhammad Rizky Mawardi. (MR)
.
Komentar