Penulis: ET | Editor: Medio Agusta
PADANG-Untuk mengakhiri tahun 2022, materi atau topik ceramah ini sangat penting untuk merefleksi dan merenungi perbuatan kita dan sebagai pedoman untuk lebih baik lagi pada tahun 2023.
Rektor Universitas Negeri Padang, yang diwakili oleh Wakil Rektor III Hendra Syarifuddin, M.Si., Ph.D. menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada kegiatan Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi pada Jumat (30/12) pagi ini secara virtual yang diikuti oleh pimpinan dan sivitas akademika Universitas Negeri Padang.
Pada kesempatan itu, Wakil Rektor III Hendra Syarifuddin, M.Si., Ph.D.menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kesediaan Ustaz Prof. Dr. Asasriwarni, M.A., M.H.yang merupakan dosen UIN Imam Bonjol Padang sebagai penceramah pada kegiatan Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang yang diselenggarakan secara virtual.
Baca Juga
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Siapa Diri Kita Sebenarnya?
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Tiga Prinsip Hidup
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Keteladanan Rasulullah
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Pintu-pintu Kebaikan pada Waktu Subuh
- Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Integrasi Islam dan Sains
Dalam ceramahnya dengan topik "Renungan Akhir Tahun", Ustaz Prof. Dr. Asasriwarni, M.A., M.H.menyampaikan pergantian waktu terus tanpa henti hingga pada saat ini kita sudah berada di akhir tahun 2022 dan topik pembicaraan kita adalah renungan akhir tahun sesungguhnya berkaitan dengan ajaran kita agar menghitung-hitung dirimu.
Pada kesempatan itu Ustaz Prof. Dr. Asasriwarni, M.A., M.H. menyampaikan bahwa sesungguhnya kita mempunyai dua tahun yakni tahun masehi dan tahun hijrah dan jika kita hitung-hitung diri maka apabila hal yang dilakukan tahun lalu sama saja dengan tahun sekarang maka kita adalah orang yang merugi.
"Apabila hal yang dilakukan pada tahun ini melebihi dari hal yang dilakukan daripada tahun lalu, maka kita termasuk orang yang beruntung, " jelas Ustaz Prof. Dr. Asasriwarni, M.A., M.H.
Lebih lanjut Ustaz Prof. Dr. Asasriwarni, M.A., M.H. menjelaskan bahwa jika kita hitung apakah kita sudah berinfak atau bersedekah dalam berbagai kondisi baik dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang ekonominya dan itulah orang yang bertakwa.
Kata Ustaz Prof. Dr. Asasriwarni, M.A., M.H., orang yang meninggalkan kekikiran di dunia maka orang tersebut adalah orang yang dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dan dekat dengan masyarakat.
"Sebaliknya orang yang tidak suka berinfak dan tidak suka bersedekah maka orang-orang itu adalah orang yang jauh dari Allah, orang yang jauh dari surga, dan orang yang jauh dari masyarakat," tambah Ustaz Prof. Dr. Asasriwarni, M.A., M.H. (ET)
Komentar