Meletus Sabtu Pagi Ini, Begini Gambaran Singkat Gunung Marapi Sumbar

Penulis: MR | Editor: Marjeni Rokcalva

TANAH DATAR - Erupsi/meletusnya Gunung Marapi, sekitar pukul 06.11 WIB, Sabtu (7/1/2023) menjadi catatan baru aktifitas gunung yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumbar.

Merujuk keterangan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, sebagaimana dilansir situs resmi PVMBG kementerian ESDM, letusan gunung ini teramati secara visual dengan tinggi kolom abu sekitar 300 meter di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13.4 mm dan durasi 45 detik.

Gunung Marapi Selayang Pandang

Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung berapi yang terletak di Sumatra Barat, Indonesia. Gunung ini, sebagaimana dilansir wikipedia.org, tergolong gunung yang paling aktif di Sumatra. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padangpanjang dan kabupaten Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m. Gunung Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18.

Menurut legenda/tambo, gunung ini adalah situs yang pertama kali dihuni oleh orang Minangkabau setelah kapal mereka mendarat di gunung ketika ukurannya sebesar telur dan dikelilingi oleh air.

Secara administrasi, Gunung Marapi berada di dua kabupaten di Sumbar, yakni Kabupaten Tanah Datar, serta Kabupaten Agam.

Nama lain dari gunung ini adalah Sorieg Berapi dan Seret Berapi. Namun istilah itu tak familiar di masyarakat.

Bahkan masyarakat di sekitar justeru banyak yang menyebut jika gunung itu adalah Gunung Berapi dan Gunung Merapi (bukan Marapi).

Mengutip dari laman PVMBG kementerian ESDM, secara geografi, gunung ini terletak di 0o 22 47,72 LS,100o 28 16,71 BT, dengan ketinggian 2.891 mdpl.

Gunung Marapi merupakan gunung api tipe Strato. Gunung api strato atau stratovolcano adalah gunung api yang tersusun atas perselingan endapan piroklastika dan aliran lava.

Tak hanya satu, tapi Gunung Marapi Sumbar memiliki lima kawah dengan nama kawah yang berbeda.

Nama kawah itu di antaranya Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan Bongso (D), Kawah Verbeek atau Kapundan Tenga (D4). Untuk lapangan solfatara bernama Sibangor Julu.

Kota terdekat dari gunung ini adalah Kota Padang Panjang dan Kota Bukittinggi.

Sementara Pos Pengamatan Gunung Marapi ini terletak di Jl. Prof. Hazairin kawasan Belakang Balok Kota Bukittinggi, dengan koordinat : 0018'46,64 LS, 10022'08,53 BT.

Catatan Letusan Gunung Marapi

Pada tanggal 8 September 1830 dilaporkan Gunung Marapi mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh.

Pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers disebutkan 60 orang tewas akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Letusan tersebut dikatakan juga mengeluarkan batu dan lumpur yang menyebabkan kerusakan sedikitnya pada lima daerah kawasan pemukiman penduduk setempat.

Memasuki akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Pernah diakhir tahun 2011 semburan abu terbawa angin berkilo-kilo jaraknya hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.

Tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus pada pukul 16.15 WIB, melepaskan material pasir, tefra, dan abu vulkanik ke wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Status gunung ditetapkan Siaga (level 2) dan radius 3 km dari pusat kawah harus dikosongkan. Tidak ada evakuasi pada letusan ini.

Karakter letusan Gunung Marapi berupa letusan secara eksplosif maupun efusif dengan masa istirahat rata-rata 4 tahun.

Kegiatannya tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.

Sejak awal tahun 1987 sampai sekarang letusannya bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek.

Saat ini, Gunung Marapi berstatus Waspada atau Level II yang diberlakukan semenjak Agustus 2011.

Dalam status ini, pengunjung atau warga sekitar dilarang beraktivitas di radius 3 kilometer dari puncak kawah.

Potensi bahaya yang berkemungkinan terjadi adalah Erupsi Freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material kawah dan abu yang berpotensi melanda wilayah dengan radius 3 kilometer dari pusat erupsi Kawah Verbeek.

Ada tiga jalur pendakian yang lazim bagi pendaki Gunung Marapi, yakni jalur Koto Baru, Aia Angek dan Batu Palano.

Namun baru-baru ini, Pemprov Sumbar dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar meresmikan Jalur Pendakian Proklamator di kawasan Nagari Batu Palano Kabupaten Agam.

Rencananya nanti, gerbang pendakian Marapi berada di satu pintu ini, sehingga bisa mengontrol aktivitas pendaki di kawasan ini. (MR)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru