Penulis: Iyos | Editor: Medio Agusta
SAWAHLUNTO- Sawahlunto terus dibanjiri wisatawan lokal, mereka tertarik dengan kereta wisata Mak Itam dan Museum Kereta Api, kali ini yang berkunjung selain wisatawan umum, tapi ada dari lembaga pendidikan seperti 110 siswa sekolah lanjutan tingkat atas SMA Negeri Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, beserta guru-gurunya untuk menggali sejarah khusunya perkeretaapian yang ada di Kota Sawahlunto.
Beberapa hari lalu (11/2/2022), kunjungan siswa ini cukup memberi gambaran tentang kembali bergairahnya iklim pariwisata di kota tambang bersejarah ini pasca pandemi COVID-19 lalu. Meski tak membelanjakan uang perjalananya diberbagai gerai makanan, tapi tiket seharga Rp 2000 hingga Rp 4000 perorang cukup memberi kontribusi.
Kedatangan mereka ingin menggali informasi dan sejarah perkeretaapian sebagai sarana transportasi publik dan pengangkut rangkaian gerbong bermuatan batubara dari Sawahlunto ke pelabuhan Teluk Bayur yang diera Hindia Belanda disebut pelabuhan Emma Haven.
Saat berada dimuseum, mereka disambut hangat koordinator tourist guide (pandu pariwisata) dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Drs.Taswan, M.Par, dan pemandu masing-masing Jon Afrizon dan Silmasri.
Selvina, guru sosiologi, dan Sri Devi, guru seni budaya, SMA Negri Lubukalung ini mengatakan, kunjungan mereka membawa 110 siswanya ini ke Sawahlunto untuk melihat dari dekat Museum Kereta Api Sawahlunto yang memilki sejarah panjang angkutan batubara seperti halnya dengan kereta api di Padang Pariaman. Apa yang di inputnya sebagai ilmu pengetahuan, akan dicatat siswa sebagai bagian dari materi mata pelajaran program merdeka belajar.
"Tujuan kami kesini untuk menggali sejarah perkeretaapian yang menjadi sarana transportasi publik dan pengangkut batubara dari Sawahlunto ke pelabuhan Teluk Bayur, Padang. Serta bagaimana dampak dengan kehadiran kereta api dalam kehidupan sosial masyarakat Sawahlunto dimasa lampau, maupun masa kini yang sudah menjadi museum." Kata Selvina.
Ditambahkan Sri Devi, cerita tentang Sawahlunto sebagai destinasi wisata sejarah pertambangan Ombilin sudah sangat viral dan diketahui orang banyak. Ini pula yang menjadi alasannya untuk membawa para siswa SMA Negeri Lubukalung bertandang ke kota tambang bersejarah, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh badan dunia UNESCO ini.
"Menggali sejarah dari Sawahlunto sangat menarik bagi kami, selain sudah viral, Sawahlunto punya daya tarik bagi siswa untuk menggali sejarah pertambangan batubara khususnya kereta api. Sebab, kami yang di Pariaman juga punya cerita perkeretaapian tapi bukan pengangkut batubara. Yang kami ingin tahu, apa dampak positifnya tentang sejarah tambang Ombilin dan kereta api ini terhadap Sosio ekonomi, budaya, dan sosial bagi masyarakat Sawahlunto."tukuknya.
Menurut pemandu wisata Jon Afrizon Pengunjung atau wisatawan yang datang ke museum kereta api mulai banyak dan silih berganti, rata-rata anak sekolah dari berbagai daerah baik Sumbar maupun dari Jambi dan Riau. Selain melihat museum kereta api, mereka juga berkeinginan naik kereta wisata mak Itam. Namun kereta ya hingga kini juga belum beroperasi.
"Kami tak tahu tentang pengoperasian kereta api wisatanya. Namun sudah banyak travel agen yang kontak kami untuk melayani tamunya naik kereta api. Kami minta maaf, karena hanya diberi kewenangan khusus melayani museum saja. Tentang masalah kereta wisata menurut kabar dapat menghubungi Dinas Perhubungan."
Tutur Jon. (Iyos)
Tutur Jon. (Iyos)
Loading...
Komentar