Palasik, Kisah Mistik Ilmu Hitam di Minangkabau

Penulis: Fauziah/BM | Editor: Marjeni Rokcalva

PALASIK merupakan salah satu kepercayaan yang ada di minangkabau. Banyak yang mengira bahwa pelasik itu adalah penyakit, namun kenyataannya adalah palasik itu sendiri merupakan salah satu ilmu hitam yang ada di Minangkabau.

Orang yang menuntut ilmu ini membutuhkan makanan atau disebut juga dengan sesajen yang dimana orang yang menuntut ilmu ini akan memakan janin maupun bayi yang baru lahir. Para ibu-ibu di Minangkabau sangat menakuti palasik ini, karena dapat membahayakan keselamatan bayi mereka.

Datangnya palasik ini bisa bermacam-macam, ada yang berupa seorang pengemis yang akan mendatangi rumah, yang nantinya dia akan berpura-pura mendoakan bayi yang baru lahir, setelah itu dia akan menghisap ubun-ubun dari bayi tersebut yang kalau dilihat ubun-ubun pada bayi tersebut akan cekung kedalam bentuknya.

Menghisap ubun-ubun bayi bertujuan untuk mengisap darah bayi tersebut. Selain langsung kepada bayi, biasannya palasik ini juga bisa terdapat pada air asi yang diminum oleh bayi dari ibunya, yang nantinya menyebabkan bayi yang sudah terkena palasik dari air susu ibunya tidak akan mau untuk meminum susu lagi.

Biasanya penyakit palasik ini banyak terjadi di pasar, maka dari itu ibu-ibu di Minangkabau harus waspada apabila akan membawa anak-anaknya ke Pasar. Akibat dari penyakit palasik kepada bayi yang baru lahir adalah bayi tersebut akan demam tinggi dan akan terus menangis ketika tengah malam. Selain bayi yang baru lahir palasik ini juga dapat menyerang bayi yang ada dalam kandungan yang dimana nantinya bayi tersebut akan lahir dengan ubun-ubun yang cekung ke dalam bahkan tanpa ubun-ubun.

Terdapat beberapa varian bentuk palasik ini. Ada yang mengatakan bahwa palasik berbentuk kepala yang melayang-layang, namun ada juga yang mengatakan palasik ini berbentuk seorang ibu-ibu atau seorang perempuan. Ilmu dari pelasik ini dipercayai turun-temurun. Jika ada seseorang yang menuntut imu ini, maka keturunan selanjutnya juga dikatakan sebagai palasik.

Salah satu cara penangkal palasik ini adalah dengan cara membuat gulungan dari kain yang berisi bawang putih dan kemiri yang sudah di do'akan. Gulungan tersebut kemudian dijahit lalu nantinya akan di sematkan pada baju bayi yang akan dibawa keluar. Gulungan tersebut biasanya juga diberi nama dasun oleh masyarakat Minangkabau Cara selanjutnya dalam menangkal peyakit ini adalah dengan memakai gelang besi yang juga sudah di do'akan.

Namun ada juga yang mempercayai cara menangkal palasik ini dengan cara memakai singlet terbalik, Cara ini masih sangat dipercayai sampai saat ini, bahkan cara ini bisa terbawa oleh bayi sampai dia besar, yang dimana nantinya dia akan tetap memakai singlet dengan cara dibalik. Penagnkal ini bukan hanya kepada bayi namun juga untuk ibu yang menyusui bayi tersebut biasanya, ibu dari si bayi juga diberi gelang besi dan gulungan kain yang berisi dasun tersebut.

Ciri-ciri bayi yang terkena palasik ini adalah bayi tersebut akan terkena diare yang sangat parah dan bau kotoran yang disebebkan oleh diare tersebut akan berbau sangat menyengat. Jika tidak cepat ditangan maka bayi yang terkena palasik tersebut bisa meninggal. Sebelum bayi tersebut meninggal, bayi ini akan mengalami penyakit yang bernama penyakit 'Ain.

Cara menyembuhkan palasik ini adalah dengan dibawa kepada orang pintar yang nantinya akan di do'akan oleh orang tersebut. Jikapun bayi tersebut sembuh dipercayai oleh masyarakat setempat kalau bayi tersebut nantinya akan memiliki badan yang kurus dengan kata lain anak yang mendapatkan penyakit palasik ini ketika masih bayi maka saat besar nanti badanya tidak akan bisa gemuk. Bayi yang terkena palasik ini dipercayai tidak akan mempan dibawa ke dokter manapun.

Di daerah Pauh sangik tepatnya di kabupaten lima puluh kota yang mana menurut masyarakat setempat orang yang keturunanya ada ilmu palasik, maka terlihat penampakan di belakang orang tersebut diikuti Anjing yang berwarna hitam. Masyarakat setempat juga percaya jika ada orang yang mempunyai ilmu palasik ini dan dia mendatangi rumah, maka harus memperbolehkan orang tersebut untuk melihat bayi yang baru lahir itu.

Orang tersebut akan mendatangi bayi tersebut bdan juga akan mencium-ciumnya Masyarakatnya percaya jika bayinya di sembunyikan maka itulah yang dapat menyebabkan terkena palasik. Namun masyarakat juga tetap waspada dengan memakaikan anaknya pengkal palasik itu sendir. Kepercayaan ini sangat berbanding terbalik di Padang dimana bayi yang baru lahir harus disembunyikan dari orang-orang yang punya ilmu palasik ini.

Para orang-orang tua jaman dahulu sangat melarang anak cucunya yang baru lahir dibawa ke pasar, karena takut terkena palasik tadi. Namun pada masa sekarang sepertinya kepercayaan pada palasik ini sudah berkurang nampaknya, karena ibu-ibu zaman sekarang tidak lagi mempercayai ilmu hitam ini.

Mereka sudah berani membawa anak mereka untuk berpergian tanpa membawa pengkal. Dan mungkin juga orang-orang yang menuntut ilmu ini juga sudah berkurang, Karena pekembangan zaman yang sudah semakin canggih juga. Namun dibalik itu semua masih ada juga yang mepercayai kepercayaan ini. Karena masyarakat Minangkabau sangat kental dengan cerita-cerita mistisnya. Masyarakat mempercayai jika penyakit ini diperngaruhi oleh makhluk halus, namun dari segi kesehatannya hal tersebut pasti ada penyebabnya, salah satunya adalah masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap perkembangan bayi dan tentang kesehatan bayi. Dalam dunia medis bayi yang sakit-sakitan tersebut bisa terjadi karena terpapar virus yang disebebkan oleh tempat persalinan yang tidak steril. Namun apapun itu akan lebih baiknya kita untuk tetap saling menjaga kesehatan. ***

Penulis: Fauziah Nur Hikmah, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau

(Fauziah/BM)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru