Penulis: Shintia/Lex | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG PANJANG - Selama empat hari pemotongan, Dinas Pangan dan Pertanian melakukan pemeriksaan terhadap 700 hewan kurban yang tersebar di 134 titik se Kota Padang Panjang.
Hal tersebut dilaporkan Kepada Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, drh. Wahidin Beruh, Sabtu (1/7).
Dari 700 hewan kurban, terdiri dari sapi 648 ekor dan kambing sebanyak 52 ekor, dilakukan pemotongan selama empat hari dibawah pengawasan Dispangtan.
Baca Juga
- Dispangtan Padang Panjang Tuntaskan Vaksinasi Rabies Gratis di Seluruh Kelurahan
- Mulai Senin, Dispangtan Padang Panjang Kembali Gelar Vaksinasi Massal Rabies
- Dispangtan Padang Panjang Sambut Baik Sosialisasi Pencegahan Korupsi Keuangan Daerah
- Dispangtan Padang Panjang Lakukan Pemeriksaan Calon Hewan Kurban
- Dispangtan Padang Panjang Lakukan Penjurian Gerakan Menanam Cabai Serentak
Dengan rincian, Rabu (28/6) jumlah titik pemotongan 25 titik, dengan sapi 110 ekor dan kambing 19 ekor. Kamis (29/6) sebanyam 90 titik pemotongan dengan sapi 463 ekor dan sapi 29 ekor, sementara itu pada Jumat (30/6) di tujuh titik pemotongan dilakukan pemotongan sapi 19 ekor dan kambing satu ekor, lalau pada Sabtu (1/7) jumlah titik pemotongan 12 titik dengan sapi 56 ekor dan kambing tiga ekor.
"Karena perayaan Iduladha kita berbeda, jadi pemotongan hewan kurban berakhir pada hari ini dan juga terakhir hari tasyrik. Dari pemeriksaan kami ditemukan kasus cacing hati sebanyak 66 kasus dan hewaan kurban tidak cukup umur ditentukan dengan gigi belum permanen minimal satu pasang sebanyak 31 ekor. Ini sudah kita tindak lanjuti," ujarnya.
Untuk temuaan kasus cacing hati petugas melakukan eliminasi atau pemusnahan/membuang bagian hati yang terserang. Untuk cacing yang merusak jaringan hati diatas 50% akan dieliminasi semuanya, namun jika dibawah 50% dibuang bagian yang terserang saja.
"Saran kami untuk panitia, agar ketika membeli sapi pastikan ke penjual kalau sapi yg akan dibeli sudah diberikan obat cacing lambung dan cacing hati secara rutin 2 atau 3 bulan 1 kali, agar terhindar dari kasus cacing hati pada ternak hewan kurban," tuturnya lagi.
Untuk kasus bellum cukup umur bisa tidak terjadi apabila panitia kurban memastikan sendiri ketika membeli sapi tersebut atas membawa petugas dinas teknis. Sehingga petugas bisa melakukan oemeriksaan antemortem.
"Bila ditemukan sapi yg belum berganti gigi menjadi permanen maka akan disampaikan ke panitia untuk diganti. Namun kenyataanya banyak sapi baru datang dari luar daerah Padang Panjang pas hari H pemotongan, dan kebanyakan panitia kurban percaya dan yakin keterangan dari toke hewan kurban kalau sapi yg dibeli itu sudah berganti gigi atau cukup umur," ungkapnya lagi.
Ia berharap kedepannya kepada oanitia kurban untuk bisa lebih memastikan lagi hewan kurban yang akan dibeli terhindar dari cacing hati dan juga sudah cukup umur, agar tidak ada lagi kasus tersebut ditemukan di Padang Panjang saat pemotingan hewan kurban. (Shintia/Lex)
Komentar