Penulis: Iyos | Editor: Medio Agusta
SAWAHLUNTO - Sejumlah wisatawan lokal harus gigit jari, tatkala keinginan naik kereta api wisata jadul Mak Itam terhalang oleh adanya kerusakan yang terjadi pada bagian sumbu roda lokomotif penarik gerbong penumpang E1060.
Namun kecewanya mereka terobati, setelah lokomotif diesel cadangan BB 3037804 menggantikan peran loko E1060 untuk berselancar melewati lubang kalam dengan mengangkut sekitar 30 wisatawan lokal dari stasiun Sawahlunto menuju stasiun Muarokalaban.
Ikhsan, masinis kereta uap E1060 yang dikonfirmasi dilapangan mengatakan, ada gangguan yang membuat loko penarik gerbong yang di operasikannya tidak bisa melanjutkan perjalanan ke stasiun Muarokalaban, disebabkan adanya kerusakan pada bagia sumbu roda yang haus lalu stangnya terlepas.
"Atas nama PT KAI terhadap ketidaknyamanan yang terjadi, dan batalnya para pecinta loko uap Mak Itam menikmati perjalanan disebabkan kondisi kerusakan yang tidak kami duga, maka sebagai crew Mak Itam izinkan kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya." Tutur Ikhsan.
Dikatakan Ikhsan, gangguan kerusakan yang terjadi diketahui setelah adanya suara mencurigakan dibagian stang roda. Benar saja, lanjut dia, suara aneh tersebut ternyata stang roda yang menghubungkan roda yang satu dengan roda lainnya terlepas dan jatuh ketanah.
"Sepertinya pen dan timah yang berfungsi sebagai penahan sudah haus. Dari pada kuatir terjadinya hal yang tak diinginkan, dan demi keselamatan penumpang serta loko uapnya, kami memutuskan untuk kembali berbalik ke stasiun Sawahlunto, padahal perjalanan sudah sampai didekat pintu lubang kalam" tukuk Ikhsan, lagi.
Meski terjadi kerusakan di loko E 1060, para penumpang tetap menikmati perjalanan menantangnya dengan melewati rute lubang kalam dengan gerbong yang ditarik lokomotif diesel. "Kami sekeluarga tetap menikmati perjalanan, terutama anak-anak" ungkap Sobari, seorang penumpang dari luar kota.
Kontrak Berakhir
Sebuah sumber yang tak bersedia namanya disebutkan, mengatakan, kontrak kerjasama antara PT KAI dengan Pemko Sawahlunto terkait pengoperasian kereta wisata Mak Itam berakhir hari ini (9/7/2023). Tidak diketahui bagaimana kelanjutannya.
Terkait informasi ini, kedua sumber kompeten baik PT KAI Divre II Sumbar maupun Pemko Sawahlunto belum dapat dikonfirmasi. Namun banyak pihak berharap kerjasama kedua instansi terus berlanjut. (Iyos)
Komentar