Reses Masa Sidang III , Anggota DPRD Bukittinggi Erdison Nimli Jemput Aspirasi Masyarakat

Penulis: Yus | Editor: Medio Agusta

BUKITTINGGI - Reses masa sidang III tahun 2022/2023, anggota DPRD Bukittinggi dari fraksi Demokrat Erdison Nimli melakukan pertemuan dengan konstituennya untuk menampung aspirasi masyarakat, Kamis (13/07) di Lapangan Takraw PNB Bukik Cangang Kayu Ramang Kecamatan Guguk Panjang.

Reses Erdison Nimli dihadiri Sekcam Guguakpanjang Uji Tarianto, Lurah Bukik Cangang Kayu Ramang, tokoh masyarakat, niniak mamak, tokoh pemuda dan warga masyarakat Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang dan kelurahan lain se-Kecamatan Guguak Panjang

Pada reses di Bukik Cangang Kayu Ramang Kecamatan Guguk Panjang itu, banyak aspirasi yang disampaikan masyarakat. Diantaranya masalah air minum, masalah gas dan sebagainya.

Baca Juga


Seperti Rahmat Sani selaku Kepala MDTA Nurul Yaqin menyampaikan kekurangan sarana atau fasilitas yang di butuhkan MDTA untuk menunjang pembelajaran, diantaranya audio visual dan sarana penunjang lainnya.

Sementara Ketua RW 05 Bukik Cangang Kayu Ramang, Kasmiruddin meminta anggota DPRD hadir dalam musrenbang atau undangan kegiatan di BCKR.

Selain itu, mereka juga meminta agar Anggota DPRD membagi dana pokir ke Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang.

Menanggapi aspirasi masyarakat itu, Erdison Nimli yang sebelumnya aktif di musisi dan Wartawan tabloid Editor menyampaikan terima kasih kepada warga Bukik Cangang Kayu Ramang atas usulan dan aspirasinya.

Erdison Nimli akan berupaya mengakomodir apa yang dibutuhkan masyarakat. Usulan masyarakat itu, juga sesuai dengan anggaran yang ada, ujar Erdison kepada awak media

Erdison Nimli yang akrab disapa Uncu itu, bertekad untuk memperkuat karakter lokal di Kota Bukittinggi.

Salah satunya membuat Asmaul Husna termegah di Bukittinggi.

"Kami ingin mengembalikan marwah keminangan di Kota Bukittinggi ini. Kemudian, memperkuat wisata religi melalui galeri kaligrafi. Untuk itu, kami butuh dukungan semua pihak agar program ini bisa terwujud. Kami berharap nuansa religi di Bukittinggi semakin terasa kedepannya. Termasuk bagaimana mengembalikan corak dan identitas Minangkabau di kota ini," ungkapnya.

Erdison Nimli juga menyoroti tentang sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Ia melihat Bukittinggi tidak bisa diberlakukan zonasi.

"Di Bukittinggi, ada penduduk padat dan penduduk renggang. Ada lokasi sekolah yang warganya padat dan ada yang warganya renggang. Perlu kearifan lokal dan karakter lokal. Sistem afirmasi saat ini mengganggu. Karena kuota di sekolah yang padat warga penuh, maka banyak warga setempat tidak bisa masuk ke sekolah tersebut. Persoalan yang terjadi, warga di tempat ramai tidak mau bersekolah di lokasi yang jauh karena masalah jarak dan keterbatasan biaya. Disamping itu, status sekolah favorit dan unggulan juga menjadi masalah tersendiri dalam PPDB tersebut," pungkas Uncu.

( Yus )

Loading...

Komentar

Berita Terbaru