Penulis: BM | Editor: Marjeni Rokcalva
PESISIR SELATAN - Universitas Negeri Padang (UNP) sejak Juli 2023 melalui Program Pengabdian Nagari Binaan (PPNB) menjadikan Nagari Naggalo sebagai salah satu nagari di Minangkabau "berbasis budaya".
Nagari (desa) Nanggalo paling awal ditemukan dari 15 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Peisisr Selatan (Pessel), Sumbar. Nagari ini merupakan ibu Kecamatan sekaligus sebagai gerbang kawasan "Pariwisata Mandeh" yang terletak di jalan utama, 67 km dari Kota Padang.
Namun, sebagai pintu masuk kawasan pariwisata potensi budayanya belum diberdayakan, padahal masyarakatnya mempunyai keunikan tradisi tersendiri yang akhir-akhir ini sudah mulai ditinggalkan. Karena itu, program pengabdian nagari budaya ini dijadikan sebagai penyangga sustainable tourism "Kawasan Mandeh" dalam mendampingi pemerintah mengimplementasian RPJM nagari, kecamatan, dan kabupaten.
Baca Juga
Tim PPNB Nagari Budaya Nanggalo dalam rapat awal bersama dengan Walinagari dan Kerapatan Adat nagari (KAN) telah menyepakati program-program yang akan diimplementasikan selama tiga tahun yang direncanakan, yaitu diawali dengan pembentukan organisasi program kerja dan teknologi promosi, kemudian dilanjutkan dengan program: (1) revitalisasi dan promosi budaya tradisi Minangkabau; (2) perbedayaan dan promosi bahasa daerah dan sejarah nagari, (3) pemberdayaan dan promosi makanan tradisi, dan (4) pemberdayaan dan promosi musik dan kesenian anak nagari.
REVITALISASI - Tradisi dalam baralek di Nagari Nanggalo:bajukuruang basiba, makanan (taluadan ayambulek,ampiang dadiah), dan cincintigo rupo.
Menurut Ketua tim Prof. Dr. Agustina, M. Hum, Rabu (20/9/2023), program Nagari Budaya Nanggalo sebagai Nagari Binaan LPPM UNP ini bertujuan untuk dua misi sekaligus, yaitu pemberdayaan adat-budaya/tradisi masyarakat melalui program PPNB untuk menyangga keberlangsungan wisata Kawasan Mandeh yang menghasilkan nilai ekonomi untuk anak nagari/masyarakat setempat. Kemudian, pemberdayaan adat-budaya/tradisi masyarakat melalui program Nagari Budaya Naggalo sekali gus untuk menyelamatkan budaya/tradisi dari keterancaman kepunahan sehingga terus lestari.
Kegiatan PPNB Nanggalo Nagari Budaya ini sudah berlangsung sejak bulan Juli 2023. Semua kegiatan yang sudah dilaksanakan dipromosikan melalui beberapa palform media sosial, yaitu instagram (@nanggalonagaribudaya), Website (nanggalonagaribudaya.com), YouTube (nanggalonagaribudaya) dan surel (nanggalonagaribudaya@gmail.com).
"Program pemberdayaan dan promosi bahasa daerah dan sejarah nagari dimulai dengan mendirikan Pondok Literasi, dengan kegiatan mebuat 'Perpustakaan' sebagai wadah meningkatkan kompetensi literasi informasi masyarakat nagari," sebutnya.
Kenyataannya, sejak dibuka awal Agustus lalu, animo masyarakat sangat tinggi mengunjungi pustaka, tidak hanya anak-anak dan remaja tetapi juga mande-mande (ibu-ibu), bahkan guru-guru sangat antusias dengan adanya kegiatan budaya di Pondok Literasi.
PONDOK LITERASI -- Kegiatan peningkatan literasi anak nagari dan penerapan budaya tradisi kepada ibu-ibu (kanan).
"Berkat kegigihan Tim PPNB, Pondok Literasi nagari mendapat Waqaf/Hibah Buku (WAHIBU) dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat. Selain itu, Pondok Literasi juga menerima sumbangan buku dari sumbangan pribadi," ujar Prof. Agustina.
Program berikutnya adalah revitalisasi penerapan budaya, diantaranya melalui upacara pernikahan dalam masyarakat. Kegiatannya antara lain, menghidupkan kembali prosesi adat dalam 'alek nikah' (pernikahan), mulai dari rangkaian acara pranikah, pernikahan, dan pascanikah lengkap dengan menghidupkan kembali pembuatan makanan dan minuman tradisi untuk penjamuan pada alek nagari.
"Terlihat antusiasme masyarakat setempat untuk mambangkik batang tarandam tidak hanya kembali menghidupkan tradisi masak-memasak dan prosesi lainnya, juga menghidupkan kembali memakai pakaian tradisi 'baju kuruang', seperti tampak para tamu undangan turut hadir dengan mengenakan baju kuruang basiba, bagi para mande-mande dan bundo kanduang dalam acara baralek anak nagari," sambungnya.
Kegiatan PPNB Nagari Budaya Nanggalo, tambah Prof. Agustina, direncakan akan dilakukan selama 3 tahun.
"Diharapkan pendampingan tim PPNB bekerja sama dengan unsur-unsur nagari yang terlibat menghasilkan Nanggalo sebagai Nagari Budaya dapat menjadi penyangga keberlanjutan pariwisata Kawasan Mandeh," pungkasnya. (BM)
Komentar