Penulis: awap | Editor: Medio Agusta
PADANGPARIAMAN, - Banyak manfaat dirasakan dan dialami seseorang yang memiliki kemampuan menuliskan pemikirannya ke dalam bentuk tulisan. Bahkan manfaat tersebut tidak saja dirasakan ketika sang penulisnya masih hidup, akan tetapi setelah si penulis wafat pun masih memberikan manfaat kepada pembacanya.
Demikian diungkapkan Sekretaris DPD Satupena Provinsi Sumatera Barat Armaidi Tanjung, Sabtu (7/10/2023), dihadapan siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Padang Pariaman yang terletak di Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Armaidi didampingi Guru Karya Ilmiah Remaja dan Tim Humas MAN Insan Cendekia Padang Pariaman Surya Ningsih, S.Pd dan Kepala Pustaka MAN Insan Cendekia Armawati, S.Pd.
Dikatakan Armaidi, beberapa manfaat dari menulis tersebut yang dapat dirasakan ketika masih hidup diantaranya mengabadikan pemikiran, gagasan maupun cita-cita terhadap sesuatu. "Penulis terkenal Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan, orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian," tutur Armaidi penulis puluhan buku ini.
Baca Juga
- Sekretaris Satupena Sumbar: Siswa Padang Pariaman Miliki Potensi Jadi Penulis Yang Baik
- Ansor Sumbar Cetak Sejarah, Pertama Kali Laksanakan Apel Banser di Ibu Kota Provinsi
- Plt. Bupati: Keberanian Guru Menulis Pikirannya Sangat Penting Tingkatkan Pendidikan di Kab. Padang
- Kabid PPA Padang Pariaman: Kekerasan Terhadap Anak, Perlu Perhatian Semua Pihak
- Kabid Urais Yosep: Kader Ansor Harus Hadir Jaga Paham Aswaja di Masyarakat
Menurut Armaidi, orang yang mampu menulis dengan baik tentu juga memiliki kebiasaan banyak membaca buku. Dari banyak membaca akan memperluas wawasan, pengetahuan dan kosa kata yang dimilikinya. Sedangkan yang malas membaca sebaliknya, sulit untuk mulai menulis menghasilkan karya yang layak untuk dikonsumsi publik.
"Siswa MAN IC Padang Pariaman bisa mulai menulis dari hal-hal yang dekat dengan dirinya. Pengalaman masuk MAN IC yang tinggal di asrama, tentu berbeda dengan suasana tinggal bersama orang tua di rumah. Pengalaman tersebut yang diramu dengan persepsi masing-masing siswa bisa menghasilkan karya tulis menarik. Banyak penulis yang berasal dari pesantren, sekolah di asrama, kemudian menuangkan pengalamannya tersebut ke dalam karya novel dan tulisannya menarik pembaca. Siswa MAN IC Padang Pariaman juga belajar dari pengalaman penulis-penulis tersebut," kata Armaidi, yang bermukim masih satu nagari dengan MAN IC, yakni di Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
Guru Karya Ilmiah Remaja dan Tim Humas MAN Insan Cendekia Padang Pariaman Surya Ningsih, menyampaikan terima kasih atas motivasi yang diberikan kepada siswa MAN IC Padang Pariaman. "Mudah-mudahan dari apa yang disampaikan Armaidi ini bisa memotivasi siswa MAN IC untuk menulis menghasilkan karya tulis layak dipublis. Madrasah sangat mengapresiasi siswa yang mau berkarya," tutur Surya Ningsih. (awap)
Komentar