Penulis: AA | Editor: Medio Agusta
Pakan Rabaa - Menjadi orang baru dalam memimpin suatu Madrasah tentu harus banyak belajar, dan sesegera mungkin melakukan berbagai upaya penyesuaian program yang sudah ada sebelumnya dengan yang terkini, dalam rangka memotivasi murid untuk giat belajar.
Hal itu adalah bagian dari harapan Lili Defita ketika ia diberi amanah untuk menjadi Kepala Madrasah (Kemad) di MTs Negeri 6 Solok Selatan. Bahkan, di situ (MTs N 6 Solsel-red), ia menemukan potensi mutiara anak didik yang sangat langka dan bisa menjadi brand untuk Madrasah tersebut.
" Kegiatan Muhadarah pagi tadi, saya melihat anak-anak melantunkan syalawat dengan musik hadrah," kata Lili Defita pada Beritaminang.com, Jumat (27/10/2023).
Ia merasa di madrasah itu ada potensi yang terpendam dan perlu dikembangkan, yaitu kesenian Hadroh Yaang bisa sebagai bagian dari memotivasi murid untuk lebih giat belajar.
Pasalnya dari kesenian Hadroh tersebut berbagai pesan akan dapat tersampaikan. Selain itu juga dapat menjadikan kesenian Hadroh tersebut sebagai ikon madrasah dalam melaksanakan pendidikan, sesuai dengan kurikulum Merdeka saat ini ," tambah Lili Defita didampingi Kepala TU Madrasah Sultani.
Cerita punya cerita, ternyata yang melatih dan membina murid madrasah tersebut dalam kesenian Hadroh tersebut adalah guru senior di madrasah itu, yaitu Herlinon Waka Madrasah bidang Sapras.
Dijelaskan Herlinon bahwa kesenian hadroh merupakan kesenian khas Islami yang mendapat tempat di hati umat Islam. Seni 'terbang' yang berirama menghentak, rancak, serta variatif membuat kesenian hadroh ini banyak disukai oleh murid MTs N 6 Solsel.
Makanya kesenian Hadroh menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler pilihan murid di madrasah tersebut, dan selalu ditampilkan dalam berbagai kegiatan madrasah, salah satunya saat kegiatan Muhadarah setiap Jumat, " jelas Herlinon.
" Secara historis, hadroh atau yang sekarang ini kita kenal dengan musik terbangan atau rebana sudah dikenal sejak masa Nabi Muhammad,SAW. Salah satu wujud penghormatan dan kecintaan kita terhadap sosok Rosululloh bisa terlihat melalui antusiasme murid dalam menampilkan kesenian tersebut," pungkasnya.
Potensi lain yang menjadi bagian dalam memajukan pendidikan di madrasah tersebut yang menjadi perhatian Lili Defita adalah pelaksanaan kegiatan 300 orang murid dimadrasah tersebut saat kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan Pramuka, drum band yang menjadi bagian dari tugas pembina Osim madrasah, Lenti Roza.
Lili juga berharap, kedepan dengan kerjasama dan saling berkoordinasi akan mewujudkan MTs Negeri 6 Solsel ini menjadi madrasah hebat dan berprestasi," harapnya. (AA)
Komentar