Penulis: Harris Suyata | Editor: Marjeni Rokcalva
MUHAMMAD Ibnu Sabri merupakan salah seorang Generasi Z (Gen-Z) yang patut dijadikan inspirasi. Di era globalisasi dan gempuran teknologi informasi, remaja kelahiran 8 Oktober 2004 silam ini tetap istikamah, menjadi pilar kekuatan Islam. Yaitu sebagai Hafiz Al-Qur'an 30 Juz, dan mujahid ilmu Islam yang memperdalamnya hingga ke luar negeri.
Turkiye pun menjadi tujuan pendidikan luar negeri yang pertama ditempuh anak dari pasangan ASN Kota Padang Panjang Marjulas Sabri dan Endah Wahyuni itu.
Di negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan, Ibnu yang kerap berpenampilan modis ala Gen Z ini menempuh pendidikan Qur'an dan Hadist selama empat tahun. Dimulai sejak dua bulan lalu di Bakirky, Kota Istanbul. Semua itu full beasiswa dari United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI).
Ibnu meraih beasiswa tersebut karena dirinya telah menyelesaikan hafalan Al Qur'anul Karim 30 Juz, kamil beserta tajwidnya dengan Qiraat Imam Hafs dan telah melaksanakan Khatmil Qubra 30 Juz bil-Ghaib di Pesantren Tahfizh Sulaimaniyah Medan hanya dalam 10 bulan.
"Alhamdulillah saya sangat mensyukuri kesempatan ini. Salah satu impian saya yang dikabulkan Allah SWT. Turkiye ialah negara yang kaya akan sejarah Islam. Para sahabat Tabi'ut-tabi'in, Wali Allah di antaranya berasal dari negeri ini," katanya Ahad (29/10).
Ibnu tak mau menyia-nyiakan masa mudanya. Menurutnya, waktu dan kesempatan itu sangat berharga. Tidak menuntup kemungkinan, selepas menyelesaikan pendidikan di Turkiye, Ibnu melanjutkan beasiswanya ke Madinah Arab Saudi, Mesir, Maroko dan berbagai negara lainnya.
Disaat cita-cita bersekolah di luar negeri itu tercapai, Ibnu masih tetap mengingat jasa guru-guru yang membimbingnya. Sebelumnya, Ibnu bersekolah di MIUT Padang Panjang (SD), lanjut ke Pondok Pesantren Thawalib Parabek Bukittinggi (SMP), hingga Ponpes Sulaimaniyah Medan (SMA) yang memfasilitasi beasiswa itu.
Di Padang Panjang ketika masih di bangku SD, Ibnu diikutkan orang tuanya belajar hafalan Qur'an di Pondok Tahfidz Shahibul Qur'an Silaing Bawah. Ibnu merupakan murid pertama Ustad Esa Ahmadi, S.IQ, pimpinan pondok Tahfidz itu.
"Semoga Allah selalu melimpahkan keberkahan kepada beliau. Beliau mengajarkan saya dengan sabar.
Beliau juga mengikutkan saya pada lomba tingkat nasional Tahfizh Qur'an di Yogyakarta. Alhamdulillah saat itu meraih medali emas cabang 5 Juz," tutur remaja yang bercita-cita menjadi imam di Masjidil Haram ini.
Pada momentum Hari Sumpah Pemuda, Ibnu mengajak generasi Z bisa mengingat kembali jasa para pahlawan dengan mengambil pelajaran dari mereka.
"Bukan bermaksud menggurui, sebagai generasi Z mari kita meneruskan perjuangan para pahlawan. Jangan mudah terpengaruh dan lalai terhadap hal negatif diera globalisasi ini," tuturnya seraya mengajak agar tidak pantang menyerah meraih cita-cita. (Harris Suyata)
Komentar