Penulis: Do | Editor: Medio Agusta
PAYAKUMBUH - Dalam beberapa tahun terakhir, pergantian tahun baru masehi tak begitu semarak di Kota Payakumbuh. Hal ini tak lepas dari edukasi para pemuka agama dan ormas-ormas Islam. Bahwa, umat Islam tak berkepentingan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru.
Sekretaris Umum MUI Kota Payakumbuh, Buya H Hannan Putra Lc MA menyampaikan, selain tak ada dalam literasi syariat dan budaya umat Islam, merayakan tahun baru juga sering memicu hal-hal negatif seperti; pacaran, perzinahan, narkoba, tawuran, kerusuhan, dan sebagainya.
"Ditambah lagi kurun beberapa hari belakangan banyak sekali terjadi musibah. Seperti banjir di Limapuluh Kota dan Erupsi Gunung Merapi di Agam yang sampai sekarang masih berlangsung. Tentu sangat di sayangkan jika ada yang berpesta di saat orang-orang di sekelilingnya tengah berduka," papar beliau kepada wartawan, Rabu (27/12/2023) selepas memberi wirid rutin beliau setiap Rabu Subuh di Masjid Babus Shiddiq Bonai.
Baca Juga
- Pj Wako Suprayitno Turun Lansung Dalam Pembersihan APK Dalam Masa Tenang Pilkada 2024
- Wirman Putra Dilantik Sebagai Ketua DPRD Kota Payakumbuh 2024-2029
- Bawaslu Kota Payakumbuh Gelar Apel Siaga Pengawasan Masa Tenang
- Gerak Cepat Pemko Payakumbuh,Sekdako Rida Ananda Serahkan Bantuan Korban Kebakaran
- Pj Wako Suprayitno Pimpin Rapat Koordinasi Kesiapan Pilkada Serentak 2024
Menurut Buya Hannan, penjelasan MUI terkait perayaan Natal dan Tahun Baru tersebut sudah lama digaungkan. Melalui Maklumat MUI Sumbar Nomor: 001/MUI-SB/XII/2019:
Mengucapkan Selamat Natal, Mengikuti Natal Bersama, Memakai Atribut Agama Lain adalah Haram bagi Kaum Muslimin. Maklumat ini sebagai lanjutan dari Fatwa MUI Pusat no.5 Tahun 1981 tentang haramnya mengikuti upacara Natal bersama bagi Umat Islam.
Beliau menghimbau para orang tua, niniak mamak, alim ulama, bundo kanduang, dan tokoh masyarakat untuk berperan secara aktif dan masif dalam memberikan edukasi akhlak kepada anak kemenakannya. Terutama, tidak latah mengikuti setiap hegemoni yang menjadi tren dan viral di masyarakat. "Tentunya, melawan tren perayaan natal dan tahun baru yang diikuti umat Islam. Insya Allah setiap akhir tahun akan terus kita ingatkan," pungkas beliau. (Do)
Komentar