Penulis: Marjeni Rokcalva
SOLOK - Seekor beruk yang sempat viral yang sering mengganggu penguna jalan Padang Solok di areal Sitinjau Laut akan dilepasliarkan. Beruk yang ditangap Tim BKSDA Sumbar minggu (6/1/2020) Januari lalu itu, oleh diberi nama julukan Si Ombing oleh para netizen.
Setalah hampir lebih kurang 1 bulan di karantina oleh yayasan kalaweit Indonesia di kabupaten Solok rencana si ombing si beruk besar ini akan di lepas Liarkan.
Dikutip dari Langgam.id ;General Manager Yayasan Kalaweit Indonesia, Asferi Ardiyanto mengatakan, untuk perilaku satwa(Siombing Beruk Viral) berangsur membaik. Beruk itu tidak agresif seperti semula, yang kerap menyerang apabila bertemu dengan manusia. Kondisi yang sebelumnya mengalami luka-luka di jari tangan, telah dijait. Lukanya juga tidak infeksi. Untuk perilaku mulai lumayan tenang, awalnya beruk ini terlalu agresif," ujar Asferi Senin (3/2/2020).
Dan setelah melihat prilaku beruk si ombing ini Yayasan Kalaweit Indonesia berencana akan melepasliarkanya ke alam bebas. Untuk pelepasan di perkirakan si ombing akan di lepaskan 2 Minggu lagi, untuk arah pelepasan sendiri akan di arahkan ke hutan di Solok yang jauh dari pemukiman dan aktivitas manusia.
Selama masa observasi, menurut Asferi, si Ombing telah melewati beberapa tahapan di Yayasan Kalaweit Indonesia. Mulai dari masa perawatan, karantina dan kemudian upaya memperbaiki tingkah laku satwa.
Menurut Asferi, lama masa observasi tergantung dari satwa itu sendiri. Apabila satwa peliharaan masyarakat, bisa memakan waktu yang panjang selama satu tahun.
"Rehabilitasi satwa peliharaan masyarakat. Peliharaan dalam artian dalam jangka panjang selama setahun, itu prosesnya karantina, sosialisasi masa kawin, rehabilitasi, baru pelepasan," jelasnya.
"Nah, khusus untuk si Ombing masih liar, belum peliharaan manusia dalam jangka panjang. Jadi lebih mudah dan lebih pendek tahap observasi-nya. Selama masa observasi si Ombing dipisah dengan Owa Jawa," sambung Asferi.
Untuk para netizen yang dulu sempat melihat tingkah laku jail si Ombing di media sosial maupun yang sempat lansung melihat ataupun merasakan ke jahilan Si Ombing, dihimbau agar untuk tidak memberi makan pada hewan-hewan liar di tepi jalan yang memasuki atau melewat tepian hutan. Karena aksi ini di picuh dapat membuat hewan liar betah menunggu makanan di tepian jalan dan sampai membuat mereka agresif untuk mendapatkan makanan yang kita beri, seperti kejadian si ombing ini yang dapat membahayakan pengguna jalan.
Editor
Sumber: langgam.id
Komentar