Penulis: Sondri, S.Pd | Editor: Marjeni Rokcalva
BEBERAPA hari yang lalu saya dihubungi seorang senior dari alumni Universitas Negeri Padang. Mengabari dan meminta kesediaan saya untuk jadi pengurus salah satu struktur organisasi alumni IKIP Padang/UNP. Saya sebenarnya ingin menolak karena khawatir tak bisa terlalu aktif di kepengurusan, namun karena saya cukup menghormati beliau, akhirnya saya iyakan saja.
Selain terkait pengurus alumni, ada beberapa hal yang membuat UNP ikut menarik perhatian saya. Proses pergantian rektor dan juga desas desus, rektor yang saat ini, prof Ganefri berniat maju BA 1 Sumbar.
Beberapa kawan-kawan alumni sempat juga mendiskusikan terkait dua hal yang berkembang di UNP itu pada saya.
Terkait pemilihan rektor saya kira penentunya adalah pihak pemangku kepentingan yaitu rektor dan para utusan menteri. Dapat disimpulkan sementara waktu peran rektor dan menteri yang menunjuk wali amanat sangatlah besar. Terkait munculnya kandidat yang bukan alumni juga jadi salah satu hal yang jadi perbincangan. Secara aturan tentu sah-sah saja. Saya kira soal rektor dari alumni hanya persoalan kepentingan siapa yang berperan atau bermain saja.
Bagaimanapun jabatan rektor adalah jabatan prestesius. Para alumni tentu akan merasa hilang kebanggaan terhadap almamater jika pucuk pimpinan kampus sendiri bukan produk asli mereka. Akan ada "baper-baperan", seakan tak ada lagi alumni yang layak dan kompetibel untuk jabatan rektor. Ini juga akan menggerus kepercayaan alumni terhadap alumni lain yang ingin berkiprah. Termasuk rasa simpati untuk alumni yang akan maju kepala daerah atau kiprah lainnya
Terlepas hal-hal yang berkembang seputar UNP, bagi saya kebanggaan sebagai alumni IKIP Padang atau UNP sudah melekat dalam darah saya. Bahkan, walau kini sayapun tak memilih profesi sebagai seorang guru. Berkiprah di dunia publik dan politik merupakan hal yang tidak bisa saya lepaskan dari proses selama kuliah.
Saya merasakan banyak hal, mulai dari suasana kampusnya. Begitu juga gemblengan semasa berorganisasi mahasiswa yang telah membentuk saya jadi satu pribadi yang kuat.
Saya tak pernah merasa kecil atau minder bila 'berhadapan' atau berkompetisi dengan alumni-alumni dari perguruan tinggi kenamaan sekalipun.
Begitulah rasa bangga dan kecintaan saya pada almamater yang tidak perlu saya tunjukkan dalam sikap-sikap formal.
Saya juga merasa bangga dan salut pada para alumni IKIP Padang atau UNP yang berani 'berkompetisi' dan keluar dari zona nyaman yang biasa.
Mendengar kiprah para alumni di pemerintahan, dunia usaha, politik dan lain sebagainya merupakan kebanggaan seorang alumni perguruan tinggi manapun tentunya. Mereka saling mendorong, membesarkan dan menguatkan alumni atau almamater mereka. Itulah yang menjadi spirit kebanggaan para alumni sebuah perguruan tinggi. Kiprah para alumni yang juga akan menjadi inspirasi bagi para alumni muda untuk lebih berkiprah seperti para senior mereka.
Penulis: Sondri, S.Pd Alumni UNP, Aktivis '98
(Sondri, S.Pd)
Komentar