Penulis: Dalius Rajab | Editor: Vajrel Tri Ananda
LEBIH KURANG 7 bulan lagi akan dilaksanakan pilkada serentak. Waktu yang cukup untuk mencoba 'menelisik' dan menelusuri putra-putri terbaik Sumatera Barat yang punya talenta untuk dicalonkan memimpin Ranahminah yang unik ini, untuk 5 tahun kedepan. 'Pandangan jauah dilayangkan, pandangan dakek ditukiakkan'
Pelaksanaan Pilkada langsung sudah 4 kali dilaksanakan di Sumbar dan telah menghasilkan 2 mantan Gubernur(Irwan Prayitno, Mahyeldi Ansarullah ). Setidaknya, dalam perjalanan kepemimpinan mereka, masyarakat sudah bisa merasakan dan menilai sendiri 'lecut tangan' dan hasil karya yang ditinggalkan.
Meskipun penilaian setiap orang bersifat subyektif dan berbeda-beda tergantung tendensi, kepentingan, wawasan, pendidikan dll.
Baca Juga
- Tips Memilih Paket Wisata Jogja yang Murah
- Masa Lapor Pindah Memilih Enam Hari Lagi, Ingat! Jangan Sampai Kehilangan Hak Pilih
- 7 Tips Memilih Koper yang Tepat dan Aman untuk Traveling
- Wagub Nasrul Abit Ajak Pemuda Lebih Selektif Memilih Kepala Daerah
- KPU Kabupaten Solok Launching Gerakan Nagari Sadar Memilih
Namun tentu ada nilai-nilai universal yg disepakati bersama. Apakah itu pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi, kualitas pelayanan dan kemajuan kota.
Bahwa, menjadi pemimpin daerah bukan hanya sekedar gagah-gagahan dan mencari prestise semata, akan tetapi ada tanggungjawab besar bagi kemaslahatan umat dan kemajuan Provinsi yang dipimpin disamping pertanggungjawaban kepada Yang Maha Kuasa.Jika dikaitkan sebagai insan yang beragama.
Jadi, ketika seorang memutuskan untuk bersedia dicalonkan jadi kepala daerah. Konsekwensinya, bersedia mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk masyarakat yang dipimpinnya. Jika dibandingkan dengan materi yang akan didapatkan tentu tidak akan seimbang.
Sehingga, motivasi untuk sebuah pengabdian dan berbuat yg terbaik bagi orang banyak terutama untuk kampung halaman, merupakan landasan dan energi yang kuat bagi calon kepala daerah untuk berbuat jika terpilih nantinya.
Berkaca kepada pengalaman sebelumnya dan di banyak daerah, hanya putra daerahlah yang sanggup berjuang dan punya motivasi yang kuat untuk memajukan kampung halamannya. Semangat yang dikiaskan dengan 'Mambangkik batang tarandam'
Ada perasaan malu jika dikampung halaman tidak bisa berbuat banyak meskipun dirantau menjulang keberhasilan.
Perasaan seperti itu dan semangat juang yang tinggi seperti dimaksud diatas, tidak akan muncul bagi kepala daerah terpilih yang tidak punya ikatan batin dengan kampung halamannya. Kondisi psikologis yang sangat mudah dipahami.
Rekam jejak dan pengalaman seseorang juga akan sangat menentukan keberhasilannya ketika menjadi kepala daerah.
Manalah mungkin masyarakat bisa berharap banyak jika kepala daerah terpilih tidak punya bekal pengalaman memimpin, baik di instansi pemerintah maupun swasta/dunia usaha secara berjenjang.
Semakin banyak pengalaman tentu akan semakin matang dan lebih bisa diharapkan untuk memimpin daerah.
Pemimpin instan, tidak mengalami proses alamiah (karbitan), apalagi hanya didasarkan kemampuan materi keluarga dan pencitraan semata, tidaklah mungkin diharapkan akan bisa berbuat banyak bagi Kota Serambi mekah ini.
Saya kira, sosok Prof. Ganefri dalam memimpin Sumbar 5 tahun kedepan, beliau yang mempunyai rekam jejak Tokoh ,Takah, Tageh yang cemerlang dan mempunyai niat, tekad pengabdian untuk Sumbar.
Terakhir, saya juga percaya bahwa masyarakat Sumbar adalah masyarakat yang dinamis, kritis, cerdas dan punya harga diri. Tidak akan mengorbankan 5 tahun masa depan negerinya, hanya demi mendapatkan beberapa lembar 'kertas merah' (money politik dimasa pilkada) yg akan habis hanya dalam 1-2 hari dan kemudian menuai penyesalan bertahun-tahun.
Mari kita ikhlas mendukung Prof. Ganefri memimpin Sumbar kedepan ,doa support kita berikan dgn tulus, selamat Prof...wasslm. (Dalius Rajab)
Komentar