Penulis: Do | Editor: Medio Agusta
PAYAKUMBUH - Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat diukur dari seberapa baik Pemerintah Daerah setempat mampu menangani masalah kesehatan, termasuk masalah stunting.
Hal tersebut disampaikan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh Suprayitno saat memantau langsung kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Posyandu Dahlia Tanjuang Anau, Kelurahan Ompang Tanah Sirah, Kecamatan Payakumbuh Utara, Kamis (13/6/2024).
Turut hadir pada kegiatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Wawan Sofianto, Camat Payakumbuh Utara Jhonny Parlin, Lurah Ompang Tanah Sirah, TP PKK Kelurahan Ompang Tanah Sirah, kader posyandu, serta tamu undangan lainnya.
Baca Juga
- Pj Wako Suprayitno Turun Lansung Dalam Pembersihan APK Dalam Masa Tenang Pilkada 2024
- Wirman Putra Dilantik Sebagai Ketua DPRD Kota Payakumbuh 2024-2029
- Bawaslu Kota Payakumbuh Gelar Apel Siaga Pengawasan Masa Tenang
- Gerak Cepat Pemko Payakumbuh,Sekdako Rida Ananda Serahkan Bantuan Korban Kebakaran
- Pj Wako Suprayitno Pimpin Rapat Koordinasi Kesiapan Pilkada Serentak 2024
Intervensi serentak yang dilakukan bertahap di seluruh Posyandu di Kota Payakumbuh tersebut menyasar ibu hamil, bayi dan balita, serta calon pengantin.
Dikatakan Suprayitno pertemuan ini menunjukkan seluruh lapisan masyarakat telah bersepakat untuk mencegah stunting, terlebih program ini diadakan serentak secara nasional.
"Tidak boleh lagi ada anak yang mengalami stunting di Kota Payakumbuh, ini komitmen kita," tekadnya.
Suprayitno mengungkapkan, upaya mencegah stunting adalah PR kita bersama, oleh karena itu, kita perlu kerjasama yang baik dari semua pihak, salah satunya masyarakat.
"Jadi, warga harus aktif dan jangan segan. Aktif datang ke posyandu dan juga aktif mengkomunikasikan perkembangan kehamilannya atau bayinya. Kalau memang ada gejala yang mungkin tidak biasa, harus dikomunikasikan dengan kader kesehatan atau petugas kesehatan," katanya.
Kemudian, Suprayitno juga berpesan kepada seluruh kader posyandu agar memiliki keterampilan dalam pengukuran antropometri terstandar serta memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran ke dalam sistem informasi EPPGBM di hari yang sama.
"Bagaimanapun, kita perlu memastikan intervensi PMT pangan lokal diterima oleh ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi dengan baik," terangnya.
Melalui intervensi serentak ini, ia berharap pendataan seluruh sasaran di posyandu dapat menyentuh angka akurat dan para sasaran mendapatkan pendampingan yang layak serta datang ke posyandu.
"Pemeriksaan yang lebih diintensifkan ini dapat mempercepat temuan dan penanganan. Bayi atau balita, bumil, maupun catin yang memiliki perkembangan di bawah standar agar dapat segera dilakukan penanganan," tukasnya.
"Kita menargetkan penurunan jumlah balita stunting baru lebih tajam melalui intervensi serentak pencegahan stunting ini. Mari kita cegah dan lawan bersama stunting demi generasi emas 2045," tutupnya dengan optimis.
(Do)
Komentar