Catatan Senja Kadis Kominfo Pessel dari Sipora (5)

Penulis: Wen_Dy | Editor: Marjeni Rokcalva

JELITA, nama hotel yang cantik. Berlantai 3 dan saat kami tiba disambut dan disapa resepsionis, seorang perempuan belia.

"Bapak yang dari Kepulauan Pesisir Selatan ya," ucapnya polos, sembari menyerahkan kunci-kunci kamar untuk ditempati.

Ini fakta, ternyata gadis itu menyebut Pesisir Selatan juga kepulauan, bisa jadi yang dari Padang, Padang Pariaman atau tempat lain, di Pulau Sumatera sebagai orang kepulauan juga.

Baca Juga


Gadis belia itu bisa jadi salah ucap, atau memang serius. Kuat dugaan sang gadispun belum sempat berkunjung ke Pulau Kabupaten Pesisir Selatan, seperti yang disebutnya.

Hotel Jelita, berdiri kokoh, berlantai 3, dan kami mendapat beberapa kamar yang cukup representatif.

Hotel dan penginapan tersebar mulai dari pelabuhan Tua Peijat sampai jauh ke pemukiman, bahkan Kepulauan Mentawai memiliki resort-resort mewah yang tersebar diseantero pulau.

Sebagai wilayah yang memiliki potensi pariwisata berkelas dunia, maka wajar hotel, resort dan penginapannya dirancang untuk berbagai kebutuhan dan menyesuaikan dengan kantong turis atau pengunjung.

Harga hotel dan penginapan juga bersaing sehingga pengunjung bisa memilih sesuka hati, dan sesuai dompet.

Malam pertama di hotel Jelita, mata saya tak bisa dipicingkan dengan nyenyak, karena ada-ada saja gangguan, seperti selimut ditarik-tarik atau mendorong-dorong saya hingga hampir terjun. Single bed yang saya huni sendiri, membuat saya beberapa kali terbangun spontan.

Lalu, akhirnya, untuk mengusir rasa takut, terpaksa lampu saya nyalakan, begitu juga televisi, dan dari youtube mengalun ayat-ayat pendek Qori Muammar ZA hingga Subuh menyapa. (Wen_Dy)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru