Penulis: BM | Editor: Marjeni Rokcalva
LUBUK ALUNG -- Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian di masyarakat, Tim Pengabdian dari Universitas Negeri Padang (UNP) menyelenggarakan pelatihan intensif tentang teknologi modern bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Kejora. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program pengabdian dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, yang menitikberatkan pada pemberdayaan kelompok tani melalui peningkatan kapasitas produksi dan penguasaan teknologi.
Pelatihan yang diadakan pada 9 September 2024 ini berfokus pada pengenalan dan penerapan teknologi terbaru dalam pengolahan hasil pertanian. Sebanyak 20 peserta dari KWT Kejora mengikuti pelatihan ini, yang diadakan di salah satu rumah anggota kelompok.
Tahapan Kegiatan Pelatihan
Pelatihan ini terdiri dari beberapa tahapan yang dirancang secara sistematis untuk memastikan penerapan teknologi modern dalam pembuatan minyak kelapa dapat diadopsi dengan baik oleh peserta. Berikut adalah tahapan utama dalam pelatihan yang dilaksanakan:
1. Pengenalan Dasar Proses Produksi Minyak Kelapa Tahap pertama pelatihan dimulai dengan pengenalan proses dasar pembuatan minyak kelapa. Peserta diperkenalkan pada teknik-teknik tradisional yang selama ini mereka gunakan, diikuti dengan penjelasan tentang keterbatasan dan tantangan metode tersebut. Pada sesi ini, tim pengabdian UNP menjelaskan bagaimana teknologi modern dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut, seperti meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi, serta mengurangi limbah.
Baca Juga
- Selama 3 Tahun, Tim Pengabdian UNP Lakukan Program Nagari Binaan di Nanggalo Pesisir Selatan
- Tim Pengabdian Terpadu UNP Lakukan Pengembangan Kepariwisataan Nagari Dalko Agam
- Tim Pengabdian FBS UNP Latih Guru SD Kota Solok Kembangkan Media Belajar Berbasis Digital
- Bantu Tingkatkan Ekonomi, Ibu-Ibu Alahan Panjang Dilatih Tim Pengabdian UNP Olah Labu Kuning
2. Penerapan Teknologi Modern untuk Ekstraksi Minyak Pada tahap kedua, peserta diperkenalkan dengan teknologi modern yang lebih efisien untuk proses ekstraksi minyak kelapa. Tim UNP mempresentasikan penggunaan alat-alat seperti mesin ekstraksi kelapa modern yang dapat mempercepat dan meningkatkan hasil produksi. Mesin ini mampu memisahkan minyak dari kelapa dengan lebih cepat dan menghasilkan produk yang lebih murni serta berkualitas tinggi.
"Kami memperkenalkan mesin ekstraksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan volume produksi hingga 30%, tetapi juga mempercepat proses ekstraksi serta mengurangi limbah hingga 20%," ujar Dr. Rahadian Zainul, Ketua Tim Pengabdian UNP.
3. Simulasi dan Praktek Langsung Peserta kemudian melakukan simulasi dan praktek langsung menggunakan alat-alat baru yang telah diperkenalkan. Setiap peserta diberi kesempatan untuk mencoba menggunakan mesin ekstraksi minyak kelapa dengan bimbingan dari tim instruktur UNP. Praktek ini meliputi cara mengoperasikan mesin, pengaturan suhu dan tekanan yang optimal, serta teknik pemisahan krim dan skim untuk mendapatkan hasil minyak yang maksimal.
4. Standarisasi dan Kontrol Kualitas Produk Setelah praktek pembuatan minyak kelapa, peserta dilatih mengenai pentingnya standarisasi dan kontrol kualitas dalam proses produksi. Sesi ini bertujuan agar minyak kelapa yang dihasilkan memenuhi standar pasar baik dari segi kejernihan, aroma, maupun rasa. Tim pengajar UNP menjelaskan bagaimana memastikan bahwa produk minyak kelapa bebas dari kontaminasi dan memiliki kualitas konsisten, sehingga bisa bersaing di pasar yang lebih luas.
5. Manajemen Limbah dan Pemanfaatan Sumber Daya Berkelanjutan Sesi berikutnya membahas tentang pengelolaan limbah hasil produksi minyak kelapa. Tim UNP memperkenalkan metode daur ulang limbah organik yang dapat diubah menjadi pupuk organik. Peserta diajarkan bagaimana cara meminimalkan limbah yang dihasilkan selama proses produksi, sehingga menciptakan sistem yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
6. Peningkatan Kapasitas Produksi Fokus utama dari pelatihan ini adalah peningkatan kapasitas produksi KWT Kejora. Dengan penerapan teknologi baru, kelompok ini diharapkan mampu meningkatkan volume produksi hingga 30% tanpa mengurangi kualitas produk.
"Dengan mesin modern dan teknik yang telah diajarkan, kami yakin KWT Kejora bisa meningkatkan jumlah produksi mereka sambil menjaga standar kualitas produk yang tinggi," kata Dr. Rahadian.
Pemanfaatan Teknologi Modern untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi Pelatihan ini dirancang untuk memperkenalkan teknologi pengolahan pascapanen yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Salah satu teknologi utama yang diperkenalkan adalah mesin pengolah pertanian modern yang mampu meningkatkan efisiensi proses produksi. Dengan mesin ini, KWT Kejora dapat mengurangi waktu produksi, meningkatkan kualitas hasil, dan meminimalkan limbah.
"Kami memperkenalkan penggunaan alat-alat modern seperti mesin ekstraksi yang lebih canggih untuk meningkatkan hasil produksi mereka. Teknologi ini memungkinkan kelompok tani untuk mengoptimalkan waktu dan sumber daya yang ada, sehingga produktivitas mereka bisa meningkat hingga 30%," jelas Dr. Rahadian Zainul, Ketua Tim Pengabdian UNP.
Dalam pelatihan ini, peserta juga diberikan pengetahuan mengenai cara standarisasi proses produksi untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar pasar nasional. Aspek penting lainnya yang dibahas adalah manajemen limbah, di mana tim pelatih memberikan edukasi tentang teknik pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan dapat diolah menjadi pupuk organik.
Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Daya Saing Selain peningkatan efisiensi produksi, Tim Pengabdian UNP juga menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas produksi agar kelompok tani dapat memenuhi permintaan pasar yang lebih besar. Melalui penerapan teknologi modern, diharapkan KWT Kejora mampu meningkatkan volume produksi hingga 30% tanpa mengurangi kualitas produk.
"Kami ingin memastikan bahwa teknologi yang kami perkenalkan tidak hanya membantu kelompok ini memproduksi lebih banyak, tetapi juga menghasilkan produk dengan kualitas yang konsisten. Dengan demikian, KWT Kejora bisa lebih kompetitif di pasar lokal maupun nasional," lanjut Dr. Rahadian.
Testimoni Peserta Pelatihan Yusma Fitri, Ketua KWT Kejora, menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kelompoknya. "Dengan pelatihan ini, kami mendapat wawasan baru tentang bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pekerjaan kami. Sebelumnya, kami masih menggunakan cara-cara tradisional yang kurang efisien, namun setelah pelatihan ini, kami bisa lebih cepat dan hasil produksi kami meningkat," ungkap Yusma Fitri.
Yusma juga menambahkan bahwa pelatihan ini membuka peluang baru bagi KWT Kejora untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. "Kami juga diajarkan cara mengelola limbah menjadi pupuk organik, yang tentu saja sangat membantu dalam menjaga lingkungan dan mengurangi biaya produksi. Ini benar-benar memberikan nilai tambah bagi kami," tambahnya.
Pelatihan Berkelanjutan dan Pendampingan
Pelatihan yang berlangsung selama sehari ini hanyalah langkah awal dari rangkaian kegiatan yang telah direncanakan. Tim UNP juga akan melakukan pendampingan secara berkala untuk memastikan bahwa seluruh teknologi dan metode baru yang telah diperkenalkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh KWT Kejora. Pendampingan ini akan mencakup monitoring produksi, evaluasi penerapan teknologi, serta pemberian solusi terhadap kendala teknis yang mungkin dihadapi oleh kelompok tani selama proses produksi berlangsung.
Selain itu, UNP juga akan melanjutkan pelatihan dengan fokus pada peningkatan kapasitas kewirausahaan anggota KWT. Materi yang disiapkan meliputi pengelolaan usaha kecil, perencanaan bisnis, manajemen keuangan, hingga strategi branding dan pengemasan produk yang lebih menarik bagi konsumen.
Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat Dengan adanya program ini, diharapkan terjadi peningkatan signifikan dalam kemandirian ekonomi kelompok. KWT Kejora tidak hanya mampu meningkatkan volume produksi hingga 30%, tetapi juga akan didorong untuk menciptakan produk-produk turunan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, seperti olahan pangan berbasis hasil pertanian lokal. Produk-produk tersebut diharapkan dapat bersaing di pasar yang lebih luas, membuka peluang baru bagi kelompok untuk meningkatkan pendapatan.
Dr. Rahadian Zainul juga menekankan pentingnya program ini sebagai bagian dari kontribusi UNP dalam memperkuat ekonomi lokal. "Kami ingin memastikan bahwa program pengabdian ini tidak hanya berlangsung singkat, tetapi dapat membawa dampak jangka panjang. Melalui pemberdayaan berbasis teknologi, kami yakin KWT Kejora dapat lebih mandiri dan memiliki posisi yang lebih kuat di pasar," tutupnya.
Harapan untuk Masa Depan Kegiatan pelatihan ini mendapatkan sambutan positif dari para peserta. Anggota KWT Kejora merasa pelatihan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, khususnya dalam pengolahan hasil pertanian. Mereka optimis bahwa dengan penerapan teknologi yang telah dipelajari, mereka dapat lebih efisien dalam produksi serta lebih kompetitif dalam pasar.
Program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh UNP ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dengan masyarakat untuk menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. UNP berharap program ini dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi di wilayah lain, dengan tujuan yang sama yakni meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan ekonomi masyarakat berbasis teknologi dan inovasi. (BM)
Komentar